Jakarta - Dukungan terhadap penganugerahan gelar Pahlawan Nasional bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, terus menguat dari berbagai lapisan masyarakat. Tokoh agama, akademisi, hingga organisasi kemasyarakatan menilai pengabdian Soeharto bagi bangsa sangat besar dan layak mendapat penghargaan negara. Mereka memandang, penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional menjadi bentuk apresiasi atas jasanya menjaga stabilitas dan membangun fondasi kemajuan Indonesia.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menyatakan dukungannya terhadap langkah Kementerian Sosial yang mengajukan nama Soeharto bersama Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Dewan Gelar. Menurutnya, bangsa Indonesia harus belajar menghargai pemimpin yang berjasa bagi kemajuan dan persatuan nasional.
“Pak Harto berjasa besar dalam stabilisasi nasional dan pembangunan ekonomi. Di masa beliau, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu macan ekonomi baru Asia, dengan program pembangunan yang terencana dan stabilitas ekonomi serta keamanan yang tinggi,” ujar Gus Fahrur.
Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad juga menilai Soeharto memiliki rekam jejak panjang dalam perjuangan bangsa, baik di masa revolusi kemerdekaan maupun saat memimpin pembangunan nasional.
“Kami mendukung Bapak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional karena beliau sangat berjasa kepada Republik Indonesia, sejak masa revolusi kemerdekaan hingga masa pembangunan,” katanya.
Dadang menjelaskan, kiprah Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 menunjukkan perannya dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Selain itu, keberhasilannya membawa Indonesia mencapai swasembada beras dan menekan laju pertumbuhan penduduk lewat program Keluarga Berencana merupakan bukti nyata keberhasilan kepemimpinannya.
Dukungan senada disampaikan Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Marsuki, yang menilai pengabdian Soeharto layak diabadikan dalam sejarah bangsa. “Selama lebih dari 30 tahun memimpin, Soeharto telah membawa bangsa ini melewati masa-masa sulit. Dengan berbagai pembangunan yang dilakukan, mulai dari swasembada pangan, stabilitas ekonomi, hingga peningkatan kesejahteraan rakyat, beliau sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan bahwa usulan gelar tersebut berasal dari masyarakat dan telah memenuhi ketentuan administratif. “Usulan gelar Pahlawan Nasional untuk mantan Presiden Soeharto berasal dari bawah dan sudah memenuhi syarat untuk diteruskan ke Dewan Gelar,” katanya.
Dukungan ini menjadi simbol semangat bangsa untuk menghargai jasa pemimpin terdahulu. Pada momentum Hari Pahlawan, masyarakat diajak bersama meneladani sosok Soeharto sebagai bagian dari penghormatan terhadap perjuangan dan pengabdian bagi Indonesia.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews