Papua — Setiap 1 Mei, Indonesia memperingati momen bersejarah yang menegaskan kembali bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanggal ini merujuk pada integrasi Papua yang sah melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969, yang diselenggarakan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan rakyat Papua yang memilih untuk tetap bersama Indonesia merupakan keputusan yang sah secara hukum internasional dan telah diakui dunia.
1 Mei bukanlah sekadar peringatan; tanggal ini adalah simbol kebersamaan dan tekad rakyat Papua untuk menjadi bagian dari Indonesia. Dalam peringatan 1 Mei 2025, semangat nasionalisme kembali bergema di seluruh penjuru Papua.
Danrem 182/Jazira Onim, Kolonel Inf Irwan Budiana, menegaskan bahwa proses integrasi Papua adalah final dan sah.
“Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI, dan sejak 1 Mei 1963, pembangunan di Papua telah dimulai. Semua pihak harus mendukung proses pembangunan ini tanpa ada hambatan,’’ tegas Irwan.
Semangat persatuan yang tercermin dalam Bhinneka Tunggal Ika di Papua, salah satunya terlihat di Fakfak, adalah bukti nyata bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan. Generasi muda Papua, menurutnya, harus memahami sejarah dan perjuangan bangsa agar semakin mencintai dan memperkuat Indonesia.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi Pertahanan, menegaskan bahwa narasi separatis yang digaungkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah bentuk propaganda yang tidak mencerminkan keinginan mayoritas rakyat Papua.
“Pernyataan kemerdekaan yang terus dihembuskan oleh kelompok separatis bertentangan dengan fakta sejarah dan pengakuan dunia terhadap kedaulatan Indonesia di Papua,” ujar Brigjen Frega.
Bukti nyata keterlibatan Papua dalam pemerintahan Indonesia semakin memperkuat posisi Papua sebagai bagian integral dari NKRI. Banyak tokoh Papua yang kini aktif berpartisipasi dalam pemerintahan, menunjukkan bahwa Papua adalah bagian dari perjalanan bangsa ini.
Tindakan kekerasan oleh kelompok separatis yang menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil mendapat kecaman keras. Tokoh masyarakat Papua, Martinus Kasuay, mengingatkan bahwa aksi kekerasan hanya akan memperburuk situasi dan menghambat pembangunan di Papua.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Dewi Asmara, menegaskan bahwa kekerasan yang terjadi di Papua tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak semangat pembangunan dan kesejahteraan bagi rakyat Papua.
1 Mei bukan hanya memperingati integrasi Papua, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia, bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia yang mendapatkan hak yang sama untuk berkembang dan maju bersama seluruh bangsa. Sebagai bagian dari NKRI, Papua terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan sejahtera.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews