Gunung Rinjani Menuju Wisata Syariah

Larangan ini jangan-jangan berasal dari pikiran ngeres atau pengalaman para pengambil keputusan dan pembuat aturan bahwa gunung bisa dibuat mesum!

Jumat, 21 Juni 2019 | 09:04 WIB
0
389
Gunung Rinjani Menuju Wisata Syariah
Pendaki di Gunung Rinjani (Foto: Kataknews.com)

Jualan merk dagang "syariah" sekarang lagi trend. Kemasan-kemasan bisnis atau dagang dengan merk "syariah" untuk menggaet atau menarik pembeli sangat menjamur.

Dalam bisnis perhotelan, banking atau usaha lainnya sangat banyak yang mengemas dengan merk dagang "syariah".

Namanya saja "syariah" tetapi kalau kita dalami lebih lanjut sebenarnya sepak terjangnya juga tidak beda jauh dengan bisnis konvensional. Misalnya dalam dunia perbankan. Hanya diganti dengan bahasa atau istilah menggunakan bahasa Arab.

Nah, di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang gubernurnya berasal dari partai Keadilan Sejahtera ingin membuat aturan sesuai hukum "syariah" bagi pendaki gunung. Yaitu ingin membuat aturan pemisahan tenda  yang mendaki Gunung Rinjani. Selain itu, Gunung Rinjani dilarang didaki pada setiap hari Jumat.

Seperti kita ketahui bersama Gunung Rinjani berada di NTB.

Jadi pendaki Gunung Rinjani, antara tenda perempuan dan laki-laki ingin dipisahkan sesuai hukum syariah. Rencana ini termasuk program atau bagian wisata halal Pemerintah Nusa Tenggara Barat.

Tapi karena menimbulkan pro-kontra atau lebih tepatnya banyak yang kontra atau tidak setuju, maka rencana pemisahan tenda perempuan dan laki-laki akhirnya dibatalkan. Kalau kata orang Sunda, "Aya-aya wae maneh teh, kehed!"

Dan hal ini juga dibenarkan oleh  Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yaitu Sudiyono. Menurut yang bersangkutan mendukung wisata halal yang di programkan atau dicanangkan oleh Pemerintah Nusa Tenggara Barat).

Mendaki gunung adalah kegiatan  yang sangat menantang untuk menikmati keindahan atau panorama alam .Bukan untuk memadu kasih. Bagaimana mau memadu kasih? Kalau burung dan sarang burung semua mengkeret. Karena cuaca ketika naik gunung sangat dingin dan yang tidak kuat bisa mengalami hipotermia. Bahkan akibat hipotermia bisa mengalami kematian.

Larangan ini jangan-jangan berasal dari pikiran ngeres atau pengalaman para pengambil keputusan dan pembuat aturan bahwa gunung bisa dibuat mesum!

Pendek kata, rencana pemisahan tenda laki-laki dan perempuan di Gunung Rinjani sesuatu yang mengada-ada atau berlebihan.

***