Tapi rupanya cadangan rudal-rudal Rusia masih cukup untuk melakukan serangan hampir tiap hari. Intensitas serangan justru meningkat.
Perang membutuhkan biaya yang sangat besar dan menguras anggaran. Selain itu juga menguras persenjataan.
Perang Rusia vs Ukraina sampai sekarang belum ada tanda berhenti. Malah kedua belah pihak meningkatkan serangan masing-masing.
Kedua belah pihak juga merubah strategi atau taktik dalam penyerangan ke sasaran atau target.
Ukraina dibantu sistem persenjataan dari berbagai merk atau jenis dari negara-negara yang tergabung dalam NATO.
Semua negara NATO berpartisipasi dengan mengirimkan senjata atau alat pendukung tempur.
Gudang-gudang persenjataan negara-negara NATO terkuras untuk membantu Ukraina dalam menghadapi gempuran Rusia.
Ukraina sengaja menggunakan taktik perang dalam jangka panjang. Supaya Rusia kekurangan rudal-rudal, kendaraan tempur dan pesawat tempur.
Dengan kekurangan alutsista, maka diharapkan serangan mulai mereda atau turun intensitas serangannya.
Bahkan pihak NATO sudah memprediksi hal ini.
Tapi rupanya cadangan rudal-rudal Rusia masih cukup untuk melakukan serangan hampir tiap hari. Intensitas serangan justru meningkat.
Bahkan AS mengancam kepada negara-negara yang membantu senjata berat kepada Rusia.
Yang jadi kekhawatiran negara-negara NATO justru gudang-gudang senjata mereka telah menipis. Sedangkan untuk mengisi gudang-gudang tersebut, memerlukan waktu yang lama. Tidak bisa setahun atau dua tahun bisa terisi seperti sebelum perang untuk membantu Ukraina.
AS meminta kepada negara-negara NATO untuk menyumbangkan pesawat-pesawat tempur buatan era Soviet kepada Ukraina. Dan nanti bakal diganti oleh AS dengan pesawat tempur yang lebih modern atau canggih.
Dalam perang terkadang ada misi dagang senjata.
Dan ini justru membahayakan bagi keamanan dalam negeri mereka, kalau negara mereka juga terlibat perang dikemudian hari.
Rupanya perang Rusia vs Ukraina ini menguras kantong dollar dan menguras gudang senjata demi membela sekutunya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews