Menyanjung Presiden

Presiden Jokowi adalah orang yang sederhana, yang tidak butuh dikultuskan seperti Kim Jong Un.

Kamis, 30 Desember 2021 | 15:49 WIB
0
167
Menyanjung Presiden
Emmanuel Macron dan Joko Widodo (Foto: DW.com)

Tidak ada yang salah bila kita merasa bangga pada Presiden kita. Apalagi ketika Indonesia menjadi Presidensi G20, tentu saja kita bangga. Tapi bangganya, hendaklah jangan norak. Tempatkan segala sesuatu pada porsinya.

Janganlah lalu membuat narasi, menyanjung terlalu tinggi Presiden kita dan di saat yang sama mengejek orang lain, yang pada faktanya punya power lebih besar daripada Jokowi di Dunia. Pakai nalar waras saja…

Hal yang kedua adalah postingan mengenai akun FB dan Twitter Emmanuel Macron, Presiden Perancis. Yang seakan – akan saking kagumnya pada Presiden kita, lalu special membuat statement dalam bahasa Indonesia di akun sosmednya. Oh ya.. tentu saja itu sikap menghormati bangsa lain dari Presiden Macron.

Untuk akun FB Macron, saya cek… statement dalam bahasa Indonesia tersebut tidak tampak. Lalu terlihat bahwa statement dalam bahasa Indonesia tersebut TIDAK di-setting public. Padahal beberapa hari sebelumnya, Macron membuat statement di FB mengenai krisis Sudan dalam Bahasa Arab dan di-setting public.

Lalu untuk akun Twitter Macron, saya lihat… Macron tidak hanya menggunakan Bahasa Perancis seperti klaim orang – orang yang begitu terpesona karena Macron menggunakan Bahasa Indonesia di akun sosmednya. Bisa di lihat di situ, Macron cukup sering menggunakan Bahasa Inggris.

Yang lebih menarik, untuk foto di mana Macron berbicara dengan pemimpin Amerika Selatan, maka Macron menggunakan Bahasa Spanyol untuk keterangan fotonya. Begitupun Ketika Macron memposting pertemuannya dengan PM India, Modi, Macron di twitter menggunakan Bahasa Hindi.

Menurut saya, ini yang pinter Macron. Dengan begini, dia panen ucapan terima kasih dan puja puji (minimal) dari Indonesia, Amerika Selatan dan India. Secara día ingin dilihat sebagai pemimpin Uni Eropa setelah Angela Merkel.

Sekali lagi saya bilang, ini bukan masalah bangga dan tidak bangga. Iya.. iya… saya juga bangga kok dengan Presiden kita. Tapi kalau bikin narasi menyanjung itu sebaiknya tidak sampai level ke GR an. Apalagi di satu narasi (bukan tentang Macron), sampai mengejek pemimpin negara lain yang jelas – jelas lebih berkuasa di Dunia daripada Jokowi.

Presiden Jokowi adalah orang yang sederhana, yang tidak butuh dikultuskan seperti Kim Jong Un. Kalau begini, yang terlihat, justru fans–fans nya Jokowi yang insecure. Masa iya salah satu narasinya berbunyi “Jokowi adalah pemimpin terhebat, yang tidak akan pernah kita miliki lagi di masa depan”.

Seriusan? Kalau Pak Jokowi hebat, tentunya kita berharap agar pemimpin – pemimpin masa depan Indonesia minimal sehebat Pak Jokowi dong… 

***