Terpilihnya Indonesia sebagai Penyelenggara KTT G20 2022

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 2022. Meski masih diselenggarakan tahun depan, tetapi ini adalah hal yang bagus, karena banyak negara lain yang memberi apresiasi kepada kita.

Senin, 1 November 2021 | 19:57 WIB
0
180
Terpilihnya Indonesia sebagai Penyelenggara KTT G20 2022

Masyarakat mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 . Penunjukan ini merupakan bentuk kepercayaan publik internasional terhadap Pemerintah Indonesia yang mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan event internasional.

Indonesia mendapat kepercayaan internasional untuk menggelar KTT G20 di Bali-tahun 2022. Keberadaan Indonesia pun sudah berada di posisi yang sangat diperhitungkan. Buktinya saat ada forum internasional, audiens langsung standing applause ketika Presiden Jokowi memasuki ruangan. Mereka juga menyegani Indonesia karena dianggap sebagai negara di Asia Tenggara yang potensial.

Saat menghadiri pertemuan G20 2021 di Roma, Italia, Presiden Jokowi menerima kepercayaan sebagai presidensi. Artinya, negeri kita diberi amanat untuk menjadi ketua, dan ini adalah sebuah tanda bahwa banyak pemimpin negara lain yang yakin bahwa beliau mampu menjabatnya.

Ketika jadi presidensi maka KTT G20 2022 akan diselenggarakan di Indonesia, tepatnya pada bulan oktober, di Bali. Presiden Jokowi sempat meninjau gedung yang akan dijadikan tempat pertemuan internasional tersebut, tanggal 8 oktober 2021 lalu. Beliau memastikan fasilitas disediakan dengan lengkap, agar para tamu dari perwakilan negara lain merasa nyaman.

Apresiasi patut kita berikan karena sejak KTT G20 diselenggarakan tahun 1999, baru kali ini Indonesia ditunjuk jadi presidensi dan jadi penyelenggara. Untuk meng-handle acara internasional tentu butuh banyak persiapan, dan kita dianggap mampu untuk melakukannya. Berarti negara-negara lain menganggap Indonesia bisa jadi tuan rumah yang baik, karena luwes bergaul di dunia internasional.

G20 adalah forum internasional yang beranggotakan negara-negara dengan ekonomi maju. Dengan menjadi anggota G20 sebenarnya sudah merupakan sebuah prestasi, karena kita dianggap punya finansial yang stabil. Sehingga memiliki posisi yang kuat di perdagangan internasional.

Selama ini kadang ada tudingan miring yang dituduhkan ke Indonesia, dan ada saja yang mengira bahwa kita masih terpencil dan hidup di bawah garis kemiskinan. Akan tetapi, negara-negara dari G20 percaya bahwa saat ini Indonesia sudah unggul dan banyak berubah. Penyebabnya beberapa dari mereka pernah mengunjungi negeri ini dan terpukau dengan keindahan alamnya dan fasilitas-fasilitasnya.

Apresiasi patut kita berikan juga kepada Presiden Jokowi, karena berkat beliau Indonesia memiliki perekonomian yang stabil, walau digempur pandemi. Selama pandemi hampir 2 tahun ini memang terjadi krisis global, tetapi kita sanggup melaluinya dan tidak terpererosok dalam jurang resesi, atau krismon seperti pada tahun 1998.

Saat perekonomian negara stabil maka Indonesia akan tetap jadi anggota G20, sebagai forum elite yang ada di dunia internasional. Anggotanya hanya ada 19 negara dan 1 uni eropa, sehingga bena-benar eksklusif.

Dengan menjadi anggota dan penyelenggara KTT G20 maka ada banyak keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia. Pertama, akan ada jalinan perdagangan internasional yang kuat, karena baik Indonesia maupun negara-negara lain (seperti Korea Selatan) memiliki kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.

Kedua, saat jadi tuan rumah KTT G20, Indonesia akan berpotensi menambah investor asing. Pasalnya, banyak tamu dari perwakilan negara lain yang melihat bahwa di negeri kita masih banyak SDA yang bisa diolah dan SDM-nya juga banyak. Birokrasinya juga diperlunak, sehingga mereka dengan senang hati menanamkan modal di Indonesia.

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 2022. Meski masih diselenggarakan tahun depan, tetapi ini adalah hal yang bagus, karena banyak negara lain yang memberi apresiasi kepada kita. Mereka mengakui kepemimpinan Presiden Jokowi dan mau bekerja sama di bidang bisnis.

Abdul Kadir, penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini.

***