Turki yang sekarang ini berdiri sejak Mustafa Kemal menjadi presiden pertama. Dan wajar menjadi bapak bangsa negara Turki. Berkat Mustafa Kemal lah negara Turki berdiri. Bukan sultan Mehmed.
Mustafa Kemal Ataturk adalah bapak bangsa negara Turki. Hubungan negara Indonesia dan Turki sekarang terjalin cukup baik dan justru meningkat dalam kerjasama seperti alutsista dan pembuatan obat Paracetamol.
Karena hubungan yang cukup harmonis, seperti biasanya ada etika diplomasi antarkedua negara dan negara Indonesia lewat pemprop DKI Jakarta ingin mengganti nama jalan di Menteng menjadi jalan Mustafa Kemal Ataturk.
Tapi rupanya ada pihak-pihak yang kebakaran jenggot dan menolak nama jalan Mustafa Kemal Ataturk di Menteng. Mereka berdalih Mustafa Kemal dianggap tokoh kontroversi dan dianggap merusak nilai-nilai Islam.
Bahkan wakil ketua MUI juga menolak dan mengatakan Mustafa Kemal merusak ajaran Islam. Begitu juga PKS di DKI Jakarta juga menolak pemberian nama tersebut. Fadli Zon juga sama dan menginginkan nama Sultan Mehmed untuk menggantikan nama Mustafa Kemal Ataturk. PPP juga sama menolak pemberian nama tersebut.
Pemberian nama jalan ini bagian dari diplomasi antar duanegara. Dan Mustafa Kemal adalah pendiri dan bapak bangsa negara Turki. Yang kurang lebih sama dengan Bung Karno sebagai bapak bangsa Indonesia.
Bahkan Bung Karno juga mengagumi Mustafa Kemal Ataturk lewat tulisannya sebelum menjadi presiden dalam buku Dibawah Bendera Revolusi. Bung Karno dalam tulisannya sangat memuji apa yang dilakukan Mustafa Kemal Ataturk yang cukup berani. Salah satunya mengubah lantunan Azan memakai bahasa Turki.
Dan Bung Karno juga menuliskan kata-kata atau kalimat yang kurang lebih "biarlah sejarah kelak yang menjadi hakim, apakah yang dilakukan Muastafa Kemal Ataturk benar atau salah". Dan lihatlah sekarang negara Turki yang cukup maju dan bercorak Eropa dan Asia.
Pihak-pihak yang menolak nama jalan Mustafa Kemal Ataturk malah menginginkan Sultan Mehmed yang dianggap kebanggaan bagi sebagian umat Islam karena bisa menaklukkan wilayah-wilayah jajahannya. Dan Mustafa kemal dianggap biang keladi runtuhnya Ottoman Turki Usmani.
Negara Turki yang sekarang ini berdiri sejak Mustafa Kemal menjadi presiden pertama. Dan wajar menjadi bapak bangsa negara Turki. Berkat Mustafa Kemal lah negara Turki berdiri. Bukan sultan Mehmed.
Dan yang menolak nama jalan Mustafa Kemal adalah yang kangen khilafah dan ingin kembalinya negara khilafah. Mereka pendamba khilafah kalau tidak mau disebut pemimpi khilafah. Sedangkan Mustafa Kemal dianggap toko sekuler. Padahal Erdogan sampai sekarang setuju negaranya sekuler seperti Mustafa Kemal.
Jadi yang menolak jalan Mustafa Kemal Ataturk yaitu yang merindukan khilafah dan pecinta Ottoman masa lalu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews