Presiden Donald Trump tiba-tiba mengumumkan penarikan tentara Amerika yang berjumlah 2.000 personil dari wilayah Suriah. Alasannya kelompok teroris atau ISIS sudah bisa dikalahkan. Ini sebenarnya alasan untuk menghibur diri atau untuk menutupi kegalannya dalam konflik di Suriah.
Keputusan menarik tentara Amerika dari Suriah mendapat kritikan atau ketidaksetujuan dari menteri Pertahanan James Mattis akan ide atau keinginan Trump tersebut. Bahkan James Mattis akhirnya mengundurkan diri atas kebijakan atau keputusan Trump yang ingin menarik tentara AS dari Suriah. Karena merasa sudah tidak ada kecocokan.
Sebenarnya pada beberapa bulan yang lalu, Trump sudah pernah mengumumkan penarikan tentara Amerika dari Suriah atau wilayah Timur Tengah. Tetapi pada waktu itu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak setuju dan kedua negara itu siap untuk mendanai keberadaan tentara Amerika sebagai kompensasi.
Bahkan waktu itu Trump seakan mengejek pemimpim kerajaan Arab Saudi atau pemimpin Arab, tanpa keberadaan tentara atau dukungan Amerika, maka pemimpin-pemimpim Arab itu akan terbang ke Eropa atau Amerika dalam waktu dua minggu.
Akibat perang di Suriah, Amerika sudah menghabiskan uang miliaran dollar. Dan tidak mendapatkan apa-apa dari perang itu.
Menurut Trump, tidak mungkin pasukan Amerika akan berdiam diri atau bercokol selamanya di Suriah.
Selama ini Amerika menjadi pelindung bagi militan-militan yang ingin menumbangkan presiden Bashar al Assad dan mendukung persenjataan atau logistisk. Bahkan kadang menjadi penyelamat untuk pimpinan kelompok militan tersebut dari serangan tentara pemerintah Suriah. Bahkan ada komndan-komandan ISIS yang diselamatkan atau dievakuasi memakai helikopter oleh pasukan khusus AS
Seperti waktu tentara Suriah mengejar kelompok teroris atau militan dan ingin membebaskan di wilayah Deir az-Zour dari kelompok militan itu,justru Amerika menghalangi atau melindung kelompok militan tersebut.Bahkan AS balik akan menyerang kalau sampai tentara Suriah dan sekutunya menyerang wilayah tersebut.
Dengan penarikan tentara Amerika dari Suriah, maka ada kelompok yang merasa dikorbankan atau dibohongi oleh Amerika, yaitu militan Kurdi dan pihak tentara oposisi Suriah. Selama ini militan Kurdi didukung oleh AS, baik persenjataan, logistik dan pelatihan.
Di satu sisi militan Kurdi ini juga diperangi oleh tentara Turki. Bahkan presiden Erdogan mengancam Amerika kalau sampai berani memberikan persenjataan dan perlindungan bagi militan Kurdi. Tentara Turki tidak segan-segan untuk memburu militan Kurdi yang berada di wilayah utara Irak atau wilayah Afrin di Suriah.
Sepertinya penarikan tentara AS dari Suriah karena situasi dan kondisi yang justru akan membahayakan pasukan AS itu sendiri kalau tetap bercokol di Suriah. Karena Turki tidak main-main dan akan tetap memerangi militan Kurdi. Dan konflik bisa semakin memanas.
Sebenarnya satu tahun yang lalu, kelompok militan Kurdi sudah diingatkan oleh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah untuk berhati-hati dengan AS. Karena suatu saat bisa dikorbankan dan ditinggalkan begitu saja, kalau misinya gagal.
Dan sepertinya peringantan dari Hassan Nasrallah akan menjadi kenyataan. Militan Kurdi seperti kehilangan induk semang sebagai pelindung.
Apalagi menurut berita media Turki, truk-truk AS yang berisi senjata yang awalnya untuk militan Kurdi sudah dipindahkan ke wilayah Irak.
Penarikan tentara AS dari Suriah membutuhkan waktu 90-100 hari ke depan. Tapi kita tunggu, apakah Trump benar-benar akan menarik tentara AS dari Suriah. Karena keputusan Trump ini juga bisa membawa konsekuensi bagi sekutu-sekutunya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews