Evo Morales Akhirnya Lengser Juga

Evo Morales menjadi presiden Bolivia sejak tahun 2006 atau sudah 14 tahun menjadi presiden. Dan seperti kebanyakan pemimpin atau presiden-ingin menambah masa jabatannya atau tanduk.

Senin, 11 November 2019 | 13:49 WIB
0
358
Evo Morales Akhirnya Lengser Juga
Evo Morales (Foto: Reuters.com)

Badai demontrasi melanda Amerika Latin. Sebelumnya Venezuela di bawah presiden Nicolas Maduro juga diguncang demontrasi oleh pihak oposisi yaitu Juan Guaido. Bahkan Juan Guaido sempat menjadi presiden boneka Amerika. Namun pemerintahan Nicolas Maduro tetep bertahan dan tidak tumbang oleh demontrasi yang dipicu inflasi yang sangat tinggi.

Nicolas Maduro tidak tumbang atau lengser dari kursi presiden Venezuela, malah yang tumbang presiden Bolivia yaitu Evo Morales. Siapa yang tak kenal Evo Morales yang merupakan suku asli atau penduduk asli Bolivia yang terkenal dengan tanaman Opiumnya dan menjadi presiden. Dulu sangat dipuja dan dipuji dan dieluk-elukkan oleh masyarakat Bolivia.Sekarang ditumbangkan dan dipaksa turun atau mengundurkan diri.

Presiden Evo Morales mengundurkan diri setelah di demo oleh masyarakatnya yang memakan waktu hampir satu bulan. Demi keamanan dan supaya tidak terjadi benturan atau bentrokan antara masyarakat pendukung  dan yang kontra, maka Evo Morales secara resmi mengundurkan diri.

Pengunduran diri ini juga karena desakan dari pihak militer dan kepolisian di Bolivia, bahkan sebelumnya pihak militer dan polisi juga ikut demontrasi mendukung gerakan masyarakat yang menuntut mundurnya Evo Morales dari kursi presiden.

Syarat untuk terjadinya suksesi pemerintahan memang harus ada dukungan militer dan polisi sebagai pihak keamanan. Tanpa itu mustahil suatu suksesi akan berjalan dengan lancar. Salah satu buktinya Nicolas Maduro, Presiden Venezuela yang tidak bisa dikudeta atau dilengserkan karena militer dan polisi masih setia dan mendukung. Dan adanya dukungan dari Rusia.

Evo Morales menjadi presiden Bolivia sejak tahun 2006 atau sudah 14 tahun menjadi presiden. Dan seperti kebanyakan pemimpin atau presiden-ingin menambah masa jabatannya atau tanduk.

Dan pada tanggal 20 Oktober 2019-bersamaan di negeri kita pelantikan presiden-maka di Bolivia diadakan pemilu.Dan hasil pemilu inilah yang memicu aksi demontrasi yang memakan waktu 21 hari.

Kubu oposisi menuduh Evo Morales melakukan kecurangan hasil pemilu, hampir mirip tuduhan Pilpres di negeri kita, di mana menuduh pemenang pilpres 2019 terjadi kecurangan. Dan kemenangan Evo Morales di bawah aturan undang-undang pemilu di Bolivia. Aturan pemenang pemilu di Bolivia yaitu selisih antara pemenang dan yang kalah yaitu minimal 10%.

Sedangkan kemenangan Evo Morales hanya 9% dan tidak memenuhi ambang batas atau aturan yang ditetapkan di Bolivia. Inilah yang memicu gelombang demontrasi di Bolivia.Tapi bukan alasan itu semata-tapi kondisi ekonomi Bolivia juga menjadi pemicu demontarasi.

Itulah mengapa masa jabatan presiden itu perlu dibatasi.

Dan sekarang gelombang demontrasi juga melanda negara Chile yang sudah hampir tiga Minggu. Dan tuntutannya juga hampir sama yaitu minta mundur atau lengser presidennnya.

Bahkan negara Meksiko sudah menawarkan suaka politik kepada Evo Morales kalau ingin minta perlindungan dan keluar dari Bolivia.

Badai memang pasti berlalu, tapi sebelum badai berlalu-timbul kerusakan disana-sini dan bahkan kekacuan.

***