Vietnam dan Puasa

Vietnam yang negara komunis saja bisa berhasil menerapkan nilai-nilai dasar puasa. Secara logika, mestinya kita lebih berhasil daripada mereka.

Sabtu, 25 April 2020 | 10:51 WIB
0
264
Vietnam dan Puasa
Social distancing di Vietnam (Foto: detik.com)

Ada pejabat publik menyatakan, mestinya kita meniru keberhasilan Vietnam mengatasi virus Corona. Mungkin pejabat tersebut memantau perkembangan penanganan kasus ini di Vietnam. Sebagai sesama negara ASEAN, kita memang layak mengapresiasi kebijakan pemerintah Vietnam hingga bisa menekan jumlah korban. Namun, banyak sisi yang telah dilupakan, mengapa Vietnam berhasil?

Di Asia, Vietnam termasuk negara yang menggunakan sistem komunisme, selain China dan Korea Utara. Dalam sistem komunis, negara berkuasa mutlak mengatur warganya. Rakyat harus tunduk apapun keputusan pemerintah. Suka tidak suka harus patuh. Sedikit saja berseberangan atau berbeda pendapat, ciduk....

Itu sangat berbeda dengan negara-negara yang menganut sistem demokrasi. Masyarakat bebas menyuarakan aspirasi. Suka-suka gue. Dan kebebasan itu dilindungi Undang-Undang. Selagi tidak melanggar hukum, masyarakat bebas menyampaikan pendapat.

Hasilnya bisa dilihat. Negara-negara Eropa luluh lantak akibat persebaran virus Corona. Bahkan Amerika Serikat menjadi negara dengan korban terbanyak. Ratusan ribu orang positif Corona. Puluhan ribu orang meninggal akibat Corona. Dan ribuan orang meninggal setiap hari akibat Corona. Mengapa?

Bandel dan ngeyelan. Iya. Sikap itu dianggap sebagai cermin kebebasan. Persebaran virus Corona tidak boleh memasung kebebasan berpendapat. Karena itulah, masyarakat nekad pergi ke keramaian tanpa alat pelindung diri atau APD. Mereka mengabaikan protokol kesehatan. Hasilnya, hancur...

Hari ini adalah hari kedua Bulan Suci Ramadhan. Bulan puasa identik dengan bulan disiplin. Tidak ada satu pun orang yang peduli seseorang puasa atau tidak. Tidak ada satu pun orang yang memperhatikan kualitas puasa seseorang. Tidak ada satu pun orang yang akan menegur ketika ada yang makan minum di siang hari. Karena puasa itu untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Biarlah Allah yang menilai ibadahnya.

Selaras dengan itu, pemerintah sudah menghimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan agar persebaran virus Corona bisa dikendalikan. Sudah ratusan orang meninggal dunia dan ada hampir puluhan ribu orang yang dinyatakan positif Covid-19. Ini menjadi bukti bahwa virus Corona sangat berbahaya.

Ada satu orang yang positif Corona ikut berjamaah. Akhirnya menulari puluhan orang. Ada satu orang yang diduga positif Corona meninggal di tempat ibadah. Ada satu orang yang diduga kuat positif Corona tiba-tiba pingsan di tengah masyarakat yang hendak sholat tarawih. Dan masih banyak lagi peristiwa yang bisa kita maknai sebagai sabda alam.

Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan fatwa dan maklumat bahwa sholat jamaah bisa dilakukan di rumah bersama keluarga demi kemashlahatan bersama. Pemerintah melarang mudik dan berkerumun karena berpotensi menyebarkan virus Corona hingga kian tak terkendali. Para dokter sudah memberikan penjelasan terkait protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat demi keselamatan diri dan orang lain.

Vietnam yang negara komunis saja bisa berhasil menerapkan nilai-nilai dasar puasa. Secara logika, mestinya kita lebih berhasil daripada mereka. Kita telah paham, bahwa semua orang punya potensi yang sama untuk tertular dan menularkan virus Corona itu. Tidak melihat tingkat penguasaan agama, tingginya jabatan, atau banyaknya harta yang dimiliki. Karena nyawa hanya satu, mari kita jaga sebaik-baiknya keselamatannya dengan kita bersatu melawan virus Corona. Kita pasti bisa....

***