Diam-diam Masuk Irak, Trump Langgar Kedaulatan Negara Lain

Kamis, 27 Desember 2018 | 17:59 WIB
0
440
Diam-diam Masuk Irak,  Trump  Langgar Kedaulatan Negara Lain

Biasanya seorang pemimpin negara, apakah itu presiden atau perdana menteri, ketika berkunjung ke negara lain atas undangan negara yang bersangkutan. Kunjungan itu sebagai bentuk diplomasi atau untuk mempererat hubungan kedua negara yang bersangkutan.

Kalau ada seorang pemimpin negara atau presiden berkunjung atau memasuki ke negara lain dengan cara sembunyi-sembunyi, itu namanya presiden kurang ajar. Dan tidak menghormati hukum internasional dan tidak tahu etika berdiplomasi. Mungkin sang presiden tersebut menganggap ia bebas berkunjung tanpa undangan karena negara tersebut dianggap tidak punya hukum atau tidak mau mengakui pemimpin atau pemerintahan yang sah negara tersebut.

Siapakah presiden yang berkunjung ke negara lain tanpa diundang, tahu-tahu nyelonong dan sudah di negara orang lain? Tak lain dan tak bukan, yaitu Donald Trump.

Secara diam-diam dan secara rahasia presiden Donald Trump dengan istrinya, Melania, melakukan kunjungan ke Irak pada Rabu malam (26/12/2018) menemui pasukan Amerika yang ditempatkan di wilayah konflik perang.

Pesawat kepresidenan mendarat dengan selamat di pangkalan udara Ain al-Asad di barat Baghdad, beserta sejumlah penasehat dan agen rahasia AS. Dan ini merupakan kunjungan Presiden Trump yang pertama kali mengunjungi para tentaranya di luar negeri. Entah ini sabagai kado Natal untuk memberikan semangat kepada tentara AS atau punya maksud lain?

Dalam kunjugan tersebut Trump juga ingin atau meminta bertemu dengan para pejabat Irak, namun keinginan tersebut ditolak oleh para pejabat Irak. Bahkan ada anggota parlemen Irak menuduh kunjungan presiden Trump tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap kedaulatan negaranya. Karena dilakukan dengan sembunyi-sembunyi tidak seperti kunjungan kenegaraan pada umumnya.

Bahkan berdasarkan laporan, pemerintahan koalisi reformasi dan pembangunan meminta diadakan rapat darurat parlemen untuk membahas kunjungan presiden Trump tersebut. Dan dihadiri oleh perdana menteri Irak Adil Abdul Mahdi.

Inilah gaya diplomasi dan politik negara Amerika yang sering tidak menghormati atau menghargai negara lain.Tetapi sering mengajari cara berdemokrasi kepada negara lain.

Menuduh negara lain melanggar HAM, tetapi mereka sendiri sering membunuh dengan bom pintar atau drone kepada masyarakat sipil. Mereka menjadi hakim sekaligus menjadi polisi dunia.

***