Akhirnya, kerja keras ini membuahkan hasil yang manis. Bak hujan di musim kemarau, berita ini menjadi penyemangat yang besar.
Badan Kesehatan Dunia, WHO mengapresiasi Indonesia dalam upaya percepatan vaksinasi. Prestasi ini diharapkan dapat mencegah merebaknya varian Omicron dan mempercepat Indonesia keluar dari Pandemi Covid-19.
Upaya pemerataan vaksinasi di Indonesia memang dinilai telah mencapai target awal. Setidaknya 70 persen masyarakat telah menjalani vaksinasi ini sebagai bentuk ihktiar menghadapi Covid-19.
Pemberlakuan Vaksinasi untuk menangani Covid-19 dinilai makin gemilang. Jika menilik sejarah kebelakang, beragam upaya pemerintah mulai dari optimalisasi fasilitas karantina, prokes ketat, PPKM level hingga Vaksinasi diklaim mampu menekan angka penyebaran virus tersebut Di sisi lain, pemerintah pun terus menggencarkan sosialisasi pentingnya berbagai program itu agar hasil yang dicapai dapat maksimal.
Tantangan paling nyata tentunya datang karena kecanggihan teknologi ikut andil. Banyaknya berita-berita yang berseliweran tanpa tahu kebenarannya, terkadang ditelan mentah-mentah yang akhirnya menghadirkan multitafsir. Hoax alias berita bohong umumnya kerap terjadi, sebab mungkin saja ada pihak-pihak tertentu yang tak ingin upaya Vaksinasi ini berhasil.
Namun, agaknya masyarakat kini semakin cerdas. Melalui penyuluhan, pemahaman hingga pendekatan dari pemerintah publik semakin teredukasi secara benar. Apalagi, dampak Vaksinasi ini kian dirasakan banyak pihak. Memang tidak secara langsung menekan penularan Covid-19. Namun perlahan mampu menurunkan angka penyebaran secara drastis. Artinya, jurus herd immunity dirasa memang mumpuni.
Vaksinasi sendiri berfungsi sebagai pembentuk zat antibodi. Memang tidak serta merta masyarakat dapat terhindar dari Covid-19 namun setidaknya menjadi lebih siap, ketika tubuh terserang virus. Dari pemahaman ini masyarakat kemudian menjadi lebih aware dan sadar jika Vaksinasi adalah ihktiar memerangi virus Covid-19.
Penyebaran virus Corona memang harus diantisipasi. Apalagi Kini muncul kembali varian baru bernama Omicron yang diklaim telah bermutasi dan lebih ganas ketimbang sebelumnya. Namun, pemerintah tetap mengimbau untuk tidak bersikap panik. Yang terpenting ialah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, hingga Vaksinasi.
Kabar terbaru menyebutkan, jika Indonesia telah sukses menggapai target Vaksinasi secara penuh. Yakni, 40 persen dari populasi telah tervaksin di akhir tahun 2021 lalu. Sebagaimana telah ditetapkan oleh WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Retno Marsudi selaku Menlu menyatakan jika 22 Desember 2021 lalu, Indonesia telah berhasil memenuhi target WHO. Untuk melakukan Vaksinasi secara penuh hingga 40 persen dari penduduknya. Menurut track record, sepanjang tahun 2021 Indonesia terus berupaya mengamankan pasokan vaksin bagi masyarakat. Diantaranya ialah, 20,25 persen vaksin berasal dari COVAX, sementara sisanya berasal dari dose-sharing negara-negara yang didapat secara free alias gratis.
Jumlah masyarakat yang telah tervaksin ini dikonfirmasi sekitar 270 juta lebih, menjelang akhir Desember 2021 lalu. Bahkan, jumlah ini dikatakan kelima terbesar di dunia setelah India, Amerika Serikat, Brasil serta RRT, imbuh Retno. Namun, tantangan selanjutnya ialah pemenuhan atas target 70 persen Vaksinasi penuh. Dari total populasi yang ditarget pada pertengahan tahun 2022.
Retno menegaskan jika diplomasi kesehatan akan terus menjadi prioritas utama terkait Covid-19. Dengan rincian ialah, memperkuat infrastruktur kesehatan Nasional maupun industri kesehatan, yang berada di seputar obat-obatan maupun vaksin.
Pemerintah sendiri telah menargetkan bakal mampu memproduksi vaksin secara mandiri. Serta mampu menjadi hub atas produksi vaksin di wilayah kawasan. Sembari meneruskan dan mendorong riset hingga jejaring manufaktur vaksin. Melalui CEPI atau Coalition for Epidemic Preparedness Innovations.
Capain-capaian ini tentu menjadi Kabar yang cukup menggembirakan. Setelah bergelut dengan waktu dan beragam rintangan, akhirnya pemerintah bisa lega karena target dari WHO ini telah terlaksana dengan baik. Tinggal fokus kepada target kedua dengan angka 70 persen tersebut.
Kemungkinan pelaksanaan Vaksinasi ini kedepan bakal lebih mudah dan terarah karena masyarakat juga makin paham atas fungsi dan tujuan Vaksinasi. Namun, meski telah mencapai target ini pemerintah juga tak kendor untuk selalu mengimbau untuk terus menaati prokes secara ketat juga disiplin.
Akhirnya, kerja keras ini membuahkan hasil yang manis. Bak hujan di musim kemarau, berita ini menjadi penyemangat yang besar. Tak hanya itu, jalan seolah juga terbuka lebar untuk mampu mensukseskan tantangan pemenuhan target yang kedua. Implikasinya ialah, kekebalan kelompok ini akan cepat tercapai. Sehingga Indonesia akan makin siap menghadapi serangan virus Covid-19 hingga Omicron. Dan mampu terbebas dari pandemi ini dengan segera.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews