Antara Putin, Macron dan Erdogan

Anda boleh sombong apabila anda memang layak sombong. Rusia bukanlah negara ketiga yang lemah dalam segala bidang.

Jumat, 18 Februari 2022 | 08:11 WIB
0
130
Antara Putin, Macron dan Erdogan
Putin, Erdogan dan Macron (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Ini ada dua foto Saat Presiden Rusia menerima tamu negara. Erdogan dan Macron. 

Saat menerima Presiden Perancis, Putin memilih duduk berjauhan dengan Macron. Jaraknya 5 meter.

Ini bagian dari bahasa tubuh Putin yang tidak menyukai Macron atas beberapa sikapnya selama ini kepada Rusia. Karena Perancis anggota NATO.

Bahkan dalam pertemuan yang baru terjadi beberapa hari lalu itu, Putin tidak mau berjabat tangan dengan Macron dan tidak mau mendekat.

Berbeda saat Putin menyambut Erdogan. Padahal Turki adalah juga anggota NATO, tapi Putin tetap menaruh respek kepada Presiden Turki tersebut.

Putin duduk bersebelahan dengan Erdogan dan sangat akrab dalam setiap acara kenegaraan. Putin dan Erdogan adalah mitra dekat dan strategis. Saling hormat.

Bukan hanya Macron, kemarin Putin juga menerima Kanselir Jerman Olaf Scholz. Sikap Putin juga sama saat menerima Presiden Perancis. Putin menolak berjabat tangan dengan Scholz, dan menolak mendekat.

Dalam politik dan diplomasi sah sah saja anda sombong atau anda pasang tarif. Apabila anda memang ada harganya dan memang level anda punya tarif.

Rusia wajar melakukan semua itu, walaupun dalam pelajaran tatakrama mungkin terlihat kurang elok. Tapi ini bukan pelajaran sopan santun. Ini murni soal diplomasi dan wibawa negara.

Putin memperlakukan Macron dan Scholz begitu bukan tanpa alasan. Jerman dan Perancis memang selama ini sering ikut arahan NATO untuk menekan-nekan Rusia soal konflik Ukraina.

Jadi sekali lagi, anda boleh sombong apabila anda memang layak sombong. Rusia bukanlah negara ketiga yang lemah dalam segala bidang.

Putin juga bukan kelas Presiden Abal-abal yang bisa didikte oleh anak kecil minim pengalaman seperti Macron, atau orangtua yang gak menghormati Rusia semacam Scholz.

Presiden Perancis dan Kanselir Jerman aja digituin sama Putin. Padahal Macron dan Scholz adalah bosnya Eropa. Gimana kalau bang thoyyib dari Kamboja?

Dalam dunia diplomasi internasional, anda harus tau ukuran diri anda dan level anda. Jangan sampai anda level tukang mebel berlagak seperti pemimpin besar dunia. Itu akan terlihat bodoh dan memalukan.

Tengku Zulkifli Usman