Fontana di Trevi ini sesungguhnya hanya kolam kecil tapi dibangun oleh tangan terampil dengan citarasa yang amat tinggi oleh seniman Italia di abad ke-18.
Presiden Jokowi rupanya sedang di Roma, bersama para menteri ekonomi. Ia hadir di KTT G20, perkumpulan 19 negara dengan perekonomian besar di dunia plus Uni Eropa. Di sana juga, semalam, ia menerima tongkat jabatan Ketua G20 untuk periode setahun ke depan.
Bisalah dibayangkan pentingnya jabatan Presidensi G20 yang ia emban -- terhitung sejak 1 Desember nanti.
Seusai pertemuan itu, Presiden Jokowi akan langsung menuju Bandara Fiumicino dan terbang dengan Garuda Indonesia yang telah berdandan sebagai pesawat kepresidenan menuju Skotlandia untuk menghadiri KTT perubahan iklim.
Sibuk nian Presidenku ini. Ia tak sempat keliling-keliling menikmati sisa peradaban tua kota Roma. Hanya sekali ia datang ke acara pertunjukan tari di gedung kuno yang dibangun di abad ketiga Masehi. Selebihnya, ia berjas dan dasi, dibekap masker, duduk di ruang konferensi.
Menteri-menterinya yang sempat berwisata dadakan hehe. Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani terlihat berpose di depan kolam air mancur Fontana di Trevi, Piazza Navona, yang ramai pengunjung. Ia ditemani seorang perempuan muda nan molek, bernama Carla, anak magang di kementerian luar negeri
Fontana di Trevi ini sesungguhnya hanya kolam kecil tapi dibangun oleh tangan terampil dengan citarasa yang amat tinggi oleh seniman Italia di abad ke-18.
Pak Jokowi tak sempat ke sini. Mungkin ia juga tak tertarik. Kolam teratai di pelataran istana Bogor, kediamannya sehari-hari yang dikelilingi hamparan padang rumput, jauh lebih asyik. Air mancur Trevi di Roma ini malah terselip di antara bangunan yang padat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews