Ada 30 juta etnis Kurdi yang tersebar di berbagai negara seperti Eropa. Tapi Kurdi yang terkenal gigih dalam perang tidak mempunyai wilayah dan berdiri negara seperti yang mereka inginkan.
Keputusan Presiden AS Donald Trump menarik pasukan AS dari wilayah Suriah utara banyak mendapat kecaman. Tapi bagi Turki ini merupakan jalan atau peluang untuk mengganyang milisi Kurdi atau Unit Perlindungan Orang Kurdi (YPG).
Seperti kita ketahui Donald Trump pada hari Senin 7 Oktober 2019 mengumumkan penarikan tentara AS dari pos-pos perbatasan di wilayah Suriah utara. Sebenarnya isu penarikan tentara dari wilayah ini juga pernah diucapkan oleh Trump kurang lebih setahun yang lalu. Tapi karena berbagai pertimbangan dan kepentingan penarikan pasukan AS dari Suriah utara tidak jadi.
Keputusan menarik pasukan AS dari Suriah utara sama saja Washington menikam dari belakang kepada Kurdi. Begitulah yang dirasakan oleh pejabat Kurdi. Selama ini milisi Kurdi atau YPG merupakan mitra strategis AS untuk menggulingkan presiden Bashar Al Assad. Tapi sekarang sepertinya habis manis sepah dibuang. Dan rekam jejak AS memang seperti itu, yaitu meninggalkan mitra kalau sudah tidak menguntungkan.
Selama ini persenjataan modern dan biaya operasional milisi Kurdi atau YPG dipasok oleh Amerika.
Apakah dengan ditarikanya pasukan AS dari wilayah Suriah Utara akan memudahkan tentara Turki untuk mengganyang milisi Kurdi atau YPG yang dianggap Ankara sebagai separatis?
Kalau milisi Kurdi diserang Turki, maka tentara Suriah tidak akan tinggal diam wilayahnya diserang atau dimasuki oleh tentara Turki. Hubungan antara Suriah dan Turki memang tidak harmonis. Dan milisi Kurdi atau YPG akan bersatu dengan tentara Suriah untuk melawan agresi militer Turki. Sekalipun antara Suriah dan Kurdi ada permasalahan mendasar tersendiri.Tapi ketika AS meninggalkannya, maka-mau tidak mau milisi Kurdi akan bergabung dengan tentara Suriah untuk mempertahankan wilayahnya.
Tapi anehnya Donald Trump juga memberikan peringatan keras kepada Turki untuk tidak berlebihan dalam melakukan operasi militer kepada milisi Kurdi atau YPG. Bahkan Trump mengancam Turki akan menghancurkan ekonominya kalau sampai berlebihan dan bertindak terhadap milisi Kurdi.
Etnis Kurdi tersebar di wilayah Suriah, Turki, Irak, dan Iran. Etnis Kurdi mencapai 30 juta orang yang tersebar di berbagai negara seperti Eropa. Tapi Etnis Kurdi yang terkenal gigih dalam perang-tidak mempunyai wilayah dan berdiri negara seperti yang mereka inginkan. Salahudin Al-Ayyubi yang terkenal dengan perang Salib adalah berasal dari etnis Kurdi.
Etnis Kurdi nasibmu kini yang tetap terlunta-lunta dan tidak punya rumah sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews