Masa Depan Venezuela: ke Turki atau ke Amerika?

Rabu, 30 Januari 2019 | 20:00 WIB
0
513
Masa Depan Venezuela: ke Turki atau ke Amerika?
Guaido dan Maduro (Foto: The Strait Times)

Venezuela sedang mengalami upaya kudeta kekuasaan yang saat ini dipegang oleh Nicolas Maduro.

Venezuela adalah salah satu negara kaya SDA dan sudah lama diperebutkan banyak kekuatan dunia.

Baru baru ini venezuela diguncang kudeta, ketua parlemen nasional venezuela Juan Guaido men declare dirinya sebagai presiden interim.

Kekacauan venezuela memang sangat beralasan, venezuela adalah salah satu negara termiskin di dunia.

Sudah terjadi 6x kudeta militer di venezuela, tetakhir adalah upaya kudeta terhadap mendiang Hugo Chavez yang sempat dikudeta beberpa hari sebelum kekuasaannya pulih kembali.

Chavez sendiri juga naik tahta dengan cara kudeta militer, chavez adalah pemimpin kharismatis venezuela saat memimpin negara itu dengan wakil nya Nocolas Maduro.

Venezuela adalah sukutu dekat Rusia, Cina dan Turki. dan merupakan musuh bebuyutannya Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, dkk.

Venezuela masih dalam suasana semi diktator, dan amerika juga sekutunya menginginkan demokrasi berjalan mulus disana, namun sejauh ini masih gagal.

Sedangkan Donald Trump, Theresa May, Macron, dkk sekutu di eropa mendukung tokoh oposisi Juan Guaido yang saat ini juga didukung oleh oposisi maduro kuat lainnya, Leonardo Lopez dan Henrique Capriles.

Maduro sendiri naik tahta untuk kedua kalinya pasca meninggal nya chavez dengan cara mengadakan pemilu tapi melarang tokoh oposisi Lopez dan Capriles ikut serta dalam pilpres tahun lalu.

Penyebab utama kerusuhan dan kudeta kali ini adalah kondisi ekonomi yang terus terpuruk dan semakin banyak warga miskin di Venezuela, plus kriminalitas yang meningkat.

Meskipun saat ini Maduro masih didukung oleh militer venezuela, jaksa agung dll, namun kekuasaan Maduro sangat rentan jatuh, terutama kalau Juan Guaido sebagai ketua parlemen nasional yang masih berusia 35 tahun tersebut berhasil meyakinkan rakyat Venezuela 3 bulan kedepan.

Pemerintahan Maduro ini sangat rentan lengser kalau saja semakin banyak negara di amerika latin yang mendukung maduro lengser, saat ini Brazil dkk nya mendukung kudeta ini.

Nafas Maduro juga ditentukan oleh sikap militer dalam tubuh venezuela, yang bisa berubah kapan saja karena tekanan internasional, Maduro saat ini tidak sekuat pendahulunya Chavez.

Sejauh ini, diplomasi Erdogan-Putin-Xi Jinping soal krisis venezuela berjalan biasa biasa saja dan tidak ada yang berlebihan, mengingat Venezuela juga bukan mitra dengan katagori strategis bagi Turki, Rusia dkk nya, disini posisi Maduro akan semakin diujung tanduk kalau saja Maduro gagal menenangka kekuatan militer di negaranya.

***