Inilah rapat presiden paling singkat. Kurang dari dua menit. Di Gedung Putih. Rabu lalu.
Yang diundang adalah pimpinan oposisi di DPR dan DPD. Nancy Pelosi dan Chuch Schumer. Yang selama ini minta agar presiden membuka kembali kantor pemerintah yang tutup. Yang sudah berlangsung tiga minggu.
Rapat itu dimulai dengan ucapan Presiden Donald Trump. Hanya berupa dua kalimat pembukaan sekaligus pertanyaan.
“Apakah yang terjadi 30 hari ke depan kalau saya membuka kembali kantor pemerintah? Apakah Anda akan menyetujui anggaran pembangunan tembok perbatasan itu?” tanya Trump.
“No!” jawab Nancy.
Trump langsung berdiri. Nggebrak meja. Lalu pergi. Begitu saja.
Trump memang ngotot membangun tembok perbatasan. Yang memisahkan Amerika dengan Meksiko. Dengan anggaran USD 5,7 miliar. Sekitar Rp75 triliun.
Demokrat, yang sekarang menguasai DPR, menolak. Pembangunan tembok itu tidak masuk akal. Bahkan dinilai tidak bermoral.
Akhirnya APBN 2019 tidak disahkan. Pemerintah terpaksa menutup sebagian layanannya.
Selasa malam lalu Trump pidato penting. Pidato nasional. Di prime time. Mengungkapkan pentingnya tembok itu. Untuk menyelamatkan Amerika.
Malam itu juga reaksi meluas. Yang kontra maupun yang pro. Bahkan dibawa-bawa ke ranah agama.
“Sorga saja di keliling tembok. Agar tidak semua orang bisa masuk,” ujar Pastor Robert Jeffress, dari First Baptist Church, Dallas.
Pastor Jeffress memang pendukung Trump. Sejak kampanye. Ia langsung posting twitter. Mendukung pidato Trump itu.
Pastor Jeffress juga tampil di Fox&Friends. Stasiun TV yang selalu mendukung Trump.
Di situlah Jeffress berargumentasi. “Setidaknya dua ayat di Injil yang membenarkan pendapat saya,” katanya.
Pertama bahwa sorga sendiri dikelilingi tembok. “Apakah berarti Tuhan juga tidak bermoral?" ujar Jeffress.
Kedua, surah Nehemia, di Perjanjian Lama.
Di situ disebutkan bahwa Nehemia atau Nehemiah membangun tembok di sekeliling kota Jerusalem.
Nehemia adalah pejabat setingkat bupati atau walikota di Jerusalem. Semula ia pejabat tinggi di kekaisaran Parsi. Mendengar Jerusalem runtuh Nehemia minta ijin pulang kampung. Ingin membangun kembali kota Jerusalem.
Tembok keliling itu akhirnya jadi. Bahkan ada dua tower pengawasnya. Dengan pintu-pintu gerbangnya. Dari gerbang Domba di timur sampai dekat kolam air Siloam di Barat. Di seberang makam David (Nabi Daud).
Dengan tembok perbatasan itu Pastor Jeffress memuji Trump. Ia kepala negara yang bertanggungjawab pada keamanan warganya.
Orang Kristen kulit putih umumnya memang mendukung tembok Trump. Huffpost melaporkan ada tiga kelompok Kristen kulit putih. Yang dari gereja Evangelico 67 persen mendukung. Yang dari Protestan hanya 57 persen. Yang dari Katholik hanya 56 persen.
Tapi 73 persen Katholik non-putih menolak. 66 persen Protestan keturunan Meksiko menolak. Dan 70 persen Protestan kulit hitam menolak.
Tapi pastor seperti Jeffress sangat berpengaruh.
Bahkan di akhir zaman kelak, ujar Jeffress, kota Jerusalem kembali dikelilingi tembok yang kuat dan tinggi sekali. Yakni ketika Jesus kembali ke bumi sebagai penyelamat dunia.
Di Kristen sorga juga digambarkan dikelilingi tembok. Yang terbuat dari permata. Lalu ada 12 pintunya. Yang juga terbuat dari permata.
Tiap pintu ada namanya. Menurut Google, nama 12 pintu itu untuk 12 suku di Israel: Asher, Benjamin, Dan, Gad, Issachar, Joseph, Judah, Levi, Nephtali, Reubon, Simeon and Zebulun.
Keyakinan akan ada pemimpin akhir zaman itu juga ada di Islam. Bahwa Nabi Isa AS, yang ditarik jasadnya ke langit itu, akan kembali ke bumi. Di akhir zaman. Tanda-tanda akhir zaman pun diperinci dengan jelas: hancurnya moral manusia. Yang tanda-tanda itu sudah terlihat di zaman ini. Berarti kiamat sudah dekat.
Islam juga percaya sorga itu dikelilingi tembok. Kyai muda dari Radio Dalam Jakarta, Irfan Zidny mengatakan bahwa Nabi Muhammad berkata (dari riwayat Al Baihaqi) begini: Sesungguhnya Allah menciptakan surga dikelilingi tembok yang terbuat dari emas dan perak. Allah membangun surga dengan Tangan-Nya, lalu memerintahkan surga, “bicaralah”. Surga pun bicara, “beruntunglah orang-orang beriman”. Allah berfirman, “beruntunglah engkau yang mendapatkan rumah laksana istana”.
“Hanya saja ulama Islam berbeda pendapat,” ujar Kyai Irfan yang dari tasawuf Sirna Rasa ini, “Apakah tembok itu benar-benar ada atau hanya kiasan”.
Di Kristen perbedaan pendapat seperti itu juga ada.
“Tidak relevan menggunakan tembok sorga untuk membela temboknya Trump,” ujar Pendeta John C Darhaeur, pimpinan gereja United Church of Chris Amerika. Seperti yang saya kutip dari Huffington Post kemarin.
Bahkan pendeta Matthew Soerens dari Evangelico sendiri mengatakan “Di akhir zaman nanti Jerusalem memang dikelilingi tembok kuat dan tinggi, tapi pintu gerbangnya tidak pernah ditutup.”
***
Dahlan Iskan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews