Narendra Modi: "The Racist Symbol"

Setelah terpilih, Modi justru tidak mengayomi seluruh bangsa India dan justru tunduk kepada order para pengusaha Hindu anti Islam.

Jumat, 28 Februari 2020 | 21:46 WIB
0
770
Narendra Modi: "The Racist Symbol"
Narendra Modi (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Kebrutalan umat Hindu India terhadap Muslim tidak terlepas dari mental pemimpinnya. Tidak terlepas juga dari gaya berpolitik kaum elitnya, mulai dari partai BJP sampai partai partai kongres.

Tidak terlepas dari sikap Islamophobics kaum pendukung mereka dari kalangan Hindu radikal semacam gerakan RSS dibawah Baba Ramdev dan penerusnya. Pengesahan undang undang warga negara adalah salah satu produk rasisme yang terlembaga di india.

Pengesahan undang undang ini menjadi trigger yang memicu sikap anti muslim yang meluas di sana. Narendra Modi awalnya diharapkan mampu membawa narasi baru di india, makanya dia dipilih oleh mayoritas rakyat dengan kemenangan mutlak di dua kali pilpres.

Tapi pada kenyataannya, Modi malah melanjutkan tradisi rasisnya yang sejak dia menjabat sebagai Gubernur Gujarat sudah dia praktekkan.

Tahun 2001, di bawah kepemimpinan Modi sebagai gubernur Gujarat, sekitar 1.000 muslim tewas karena sikap barbar kaum Hindu India. Kerusuhan Gujarat yang terkenal itu dan hampir saja membuat Modi gagal melenggang sebagai calon PM india.

Namun sekelompok elit politik india memaksakan Modi berkuasa di sana dengan support dana tak terbatas termasuk dari pengusaha besar india yang memiliki usaha Mobil Tata Motor. Modi dibebaskan dari segala tuduhan atas skandal HAM tersebut dengan keluarnya laporan "Clean Shit" atas bantuan banyak penegak hukum.

Padahal ada 200 an juta Muslim di India, dan Modi sendiri memenangkan pemilu juga atas dukungan kaum Muslim. Narendra Modi dalam kampanye menuju kursi PM bahkan pernah mencium kaki salah satu veteran perang Muslim india Kolonel Nizamuddin untuk meraih simpati publik Muslim kepadanya.

Setelah terpilih, Modi justru tidak mengayomi seluruh bangsa India dan justru tunduk kepada order para pengusaha Hindu anti Islam. Keberanian Modi melakukan banyak hal yang mendiskreditkan Muslim tidak terlepas dari dukungan AS terutama dibawah Donald Trump.

Modi termasuk yang sangat intens mendekati pemilih Muslim di kantong kantong suara mereka semisal di provinsi Uttar Pradesh. Modi dan kawan kawan dari partai BJP (Bharatiya Jannata Party) sengaja membiarkan isu-isu rasis berkembang di sana.

Modi dan BJP sangat percaya diri karena merasa menang besar di kotak sura dengan perolehan suara di atas 600 juta saat pemilu pertama Modi menjadi PM. Radikalisme Hindu india dipicu oleh faktor faktor diatas ditambah dengan provokasi kalangan hindu ekstrem.

Sayangnya, beberapa negara kaya Arab juga terlibat dalam mensupport Narendra Modi menuju kursi kekuasaan PM. Terutama Uni Emirat dan Arab Saudi. Oleh karena itu, isu rasis ini didiamkan oleh mayoritas negara Islam kecuali Turki, Qatar dan beberapa negara kecil lainnya.

Sejauh ini hanya Erdogan yang berani mengkritik Modi secara terbuka di media dan forum forum internasional. Arab khususnya diam seribu bahasa dan takut kepada Modi. Isu rasisme india ini juga di diamkan oleh PBB dan lambaga sejenis. Padahal semua tau, hindu di india mayoritas adalah Hindu rasis dan ekstrem karena mayoritas mereka pengikut gerakan rasis model RSS tadi.

Tengku Zulkifli Usman.
Analis Politik Dunia Islam Internasional.