Saat ini bukan waktu yang tepat berurusan dengan Rusia, saat ini Rusia dalam kondisi siaga tinggi mengingat Rusia menganggap dirinya sedang dikeroyok oleh aliansi NATO lewat sanksi sanksi dunia.
Di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, Rusia kembali menjelaskan pamor internasionalnya dengan menumpuk senjata di perbatasan Jepang.
Langkah ini sebagai balasan Rusia terhadap Jepang yang memutuskan bergabung dengan AS/NATO dalam menjatuhkan sanksi untuk Rusia.
Rusia menumpuk senjata canggih dan ribuan personel militer di kepulauan kuril Jepang yang masih bersengketa dengan Rusia.
Kepulauan Kuril adalah empat gugusan pulau yang saat ini dikuasai oleh Rusia sesuai kesepakatan damai antara Rusia dan Jepang pasca perang dunia kedua.
Jepang sudah lama mengklaim kepulauan strategis itu, berharap Rusia mau berbaik hati untuk mendiskusikan status kepulauan itu secara damai.
Tapi karena Jepang bergabung dengan AS dalam menjatuhkan sanksi kepada Rusia, maka akhirnya Rusia memutuskan mencaplok total kepulauan itu dan menutup pintu damai dengan Jepang.
Pada awalnya, sebenarnya Rusia siap memberikan dua pulau di Kuril untuk Jepang di era PM Shinzo Abe. Tapi di era PM Fumio Kishida sekarang, Jepang justru mengambil sikap memusuhi Rusia yang berakhir dengan dibalas oleh Rusia.
Setelah Putin menumpuk pasukan dan senjata canggih di kepulauan itu, Jepang langsung teriak dan minta bantuan AS agar mau mendeploy pasukan AS ke sana.
Melihat realitas ini, Rusia bukan malah surut, tapi Rusia justru membatalkan sepihak perjanjian damai dengan Jepang yang artinya kapan saja Rusia sekarang sudah bisa menyerang Jepang.
Jepang lalu menganggarkan 8 M dollar untuk memanggil pasukan AS masuk kesana agar Jepang merasa aman dari Rusia.
Rusia membalas respon ini dengan menerjunkan lebih banyak pasukan dan mengebut pembangunan pulau pulau itu agar semakin jauh diklaim oleh Rusia.
Semua negara yang memusuhi Rusia saat ini dilawan oleh Rusia dengan sangat tegas, semua negara yang bergabung dengan NATO dalam menjatuhkan sanksi ke Rusia satu persatu diancam oleh Rusia akan membayar harga mahal di kemudian hari. Termasuk Jepang.
Satu hal yang sangat mengemuka dalam konflik teritorial Jepang vs Rusia saat ini adalah. Rusia menjelaskan kepada dunia bahwa walaupun sekarang Rusia sedang berperang dengan Ukraina, tapi di saat yang sama Rusia juga siap berperang dengan negara lain. Termasuk dengan Jepang bahkan dengan AS sekalipun apabila terus mengganggu kedaulatan Rusia.
Saat ini bukan waktu yang tepat berurusan dengan Rusia, saat ini Rusia dalam kondisi siaga tinggi mengingat Rusia menganggap dirinya sedang dikeroyok oleh aliansi NATO lewat sanksi sanksi dunia.
Jadi sangat wajar, apabila ada satu saja negara yang berulah dengan Rusia saat ini apalagi dalam rangka menjalankan misi NATO, dipastikan akan diawasi Rusia dengan cermat.
Jika salah salah dalam berhitung, negara negara lain akan kena imbas efek perang supremasi Antara Rusia dan AS saat ini secara tidak langsung.
Itulah mengapa, Indonesia tidak perlu ikut ikutan mengecam Rusia apalagi berani mengusir Rusia dari forum G20 atas tekanan AS. Itu bukan kepentingan kita.
Kita belum punya kapasitas bermain di ranah ini, memusuhi Rusia hanya karena mengikuti perintah AS atau NATO hanya akan merugikan Indonesia dan membuat pemimpin Indonesia semakin dianggap boneka oleh dunia terutama oleh Rusia.
Tengku Zulkifli Usman
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews