Jalan Panjang dan Berliku Anwar Ibrahim menuju Kursi Perdana Menteri Malaysia

Pada tahun 2015, ia kembali dipenjara karena didakwa melakukan sodomi, tetapi tiga tahun kemudian (2018) ia diampuni dan dibebaskan.

Jumat, 25 November 2022 | 06:19 WIB
0
202
Jalan Panjang dan Berliku Anwar Ibrahim  menuju Kursi Perdana Menteri Malaysia
Anwar Ibrahim (Foto: Facebook.com)

Anwar Ibrahim diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri Malaysia, 24 November 2022. Ia didampingi oleh istrinya, Wan Azizah Wan Ismail. Pengambilan sumpah ini terlaksana berkat campur tangan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah. Ini bisa dikatakan sebagai jalan panjang dan berliku bagi Anwar Ibrahim untuk menuju kursi Perdana Menteri Malaysia.

Dan, Presiden Jokowi merupakan orang yang pertama memberikan selamat kepadanya. ”Terima kasih Pak Jokowi jadi yang pertama beri selamat,” ujar Anwar Ibrahim.

Hampir tiga puluh tahun yang lalu, Anwar Ibrahim sudah sangat dekat dengan jabatan Perdana Menteri Malaysia, saat ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, mendampingi Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Namun, Anwar Ibrahim yang pada saat itu terkesan sangat dekat dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad—bahkan digadang-gadang akan menggantikan Mahathir Mohamad—, akhirnya tersingkir dan berakhir di penjara. Ia didakwa melakukan tindak asusila, sodomi.

Selepas dari penjara, Anwar Ibrahim dengan dibantu anak dan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, berupaya melakukan comeback ke panggung politik Malaysia sebagai oposisi. Namun, tampaknya ”Dewi Fortuna” belum memihak kepadanya.

Pada tahun 2015, ia kembali dipenjara karena didakwa melakukan sodomi, tetapi tiga tahun kemudian (2018) ia diampuni dan dibebaskan.

Pada tahun yang sama, musuh bebuyutannya, Mahathir Mohamad (94), terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia (2018-2020). Bahkan, Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim, pada masa pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang kedua itu menjadi Wakil Perdana Menteri.

Sesungguhnya, pada masa pemerintahannya yang kedua itu, ia berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim dalam satu dua tahun. Namun, janji itu tidak sempat terpenuhi karena Mahathir Mohamad mengundurkan diri pada tahun 2020. 

Namun, tahun 2022 ini berbeda, ”Dewi Fortuna” memihak kepada Anwar Ibrahim. Dari hasil pemilihan umum pekan lalu, Anwar Ibrahim sebagai pemimpin Aliansi Harapan dan pesaingnya, eks Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dari Aliansi Nasional, berjuang untuk membentuk koalisi. Namun, kemudian Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri. 

Mahathir Mohamad (97) yang mencoba melakukan comeback tersingkir dari Parlemen karena tidak memperoleh cukup suara.

***