Ternyata "ngalub" ini benar-benar menjadi kenyataan. Putra kesayangan Ridwan Kamil, Eril, hilang waktu berenang di Sungai Aare, Swiss.
Waktu saya kecil dulu, bude sering memarahi saya kalo saya berandai-andai setengah bercanda sekiranya ibu atau bapak atau adik meninggal bagaimana jadinya. "Gak oleh ngomong ngono. Gak ilok. Iku ngalub", tegur bude. Kira-kira artinya "Jangan ngomong begitu. Tidak elok. Itu ngalub".
"Ngalub" tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, namun kira-kira permaknaannya "membincangkan sesuatu yang mengundang datangnya musibah khususnya kematian".
Tentu saja bagi orang modern "ngalub" ini dianggap tak lebih dari takhayul (superstition). Dan memang secara ilmiah tadak dapat dibuktikan bahwa ngalub benar-benar mendatangkan musibah kematian bagi yang mengucapkannya. Ini merupakan kearifan lokal yang diturunkan dari nenek moyang kita.
Ada dua kejadian pada podcast Denny Sumargo yang membuat saya merinding karena ternyata "ngalub" itu mandi (artinya bertuah benar-benar mendatangkan kematian). Podcast pertama adalah obrolan dengan Bibi dan Vanessa Angel.
Denny Sumargo mengajukan pertanyaan "bagaimana perasaan kalian kalo ditinggal oleh pasangan hidup". Dengan riang Bibi menjawab "Saya malah diramal akan mati setelah mencapai puncak sukses". Vanessa langsung menukas suaminya supaya jangan bicara begitu. "Bagaimana dengan anak kita?" tegurnya. "Kan sudah ada asuransinya", jawab Bibi masih cengengesan meski melihat air muka istrinya masam.
Dan ngalub dalam obrolan Densu ini ternyata menjadi kenyataan. Keduanya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Jawa Timur.
Podcast Denny Sumargo kedua adalah obrolan bersama Ridwan Kamil. Densu mengajukan pertanyaan khasnya yaitu "Jika diminta memilih antara istri dan anak, mana yang akan dipilih?" Setelah berpikir sejenak, RK menjawab: "Saya memilih istri. Karena anak itu titipan Tuhan. Suatu saat dia akan meninggalkan kita. Menjemput takdirnya sendiri".
Ternyata "ngalub" ini benar-benar menjadi kenyataan. Putra kesayangannya hilang waktu berenang di Sungai Aare, Swiss.
Saya cuma ingin menyarankan kepada Denny Sumargo, kiranya jangan lagi mengajukan pertanyaan yang bersifat ngalub itu. Dan tamu yang diundang podcast Densu sebaiknya jangan menjawab pertanyaan yang bersifat ngalub itu.
Jawab saja dengan sopan, bahwa Anda tidak bersedia menjawab pertanyaan itu dan minta diberi pertanyaan yang lain saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews