Drama Bertetangga

Seleksi alam memang nyata. Kala kita kesulitan, siapapun yang kita anggap teman atau tetangga bisa saja membuat kita celaka. Musuh dalam selimut.

Kamis, 4 Februari 2021 | 07:39 WIB
0
145
Drama Bertetangga
Ilustrasi hidup bertetangga (Foto: Philadelphia Tribune)

Mungkin nggak semua orang punya tetangga yang baik dan bisa akur. Meskipun kata orang tetangga itu adalah saudara terdekat kita. Tapi nyatanya kejahatan sering juga berasal dari tetangga sendiri. Banyak kasus pelecehan, pembunuhan, perkelahian yang terjadi antartetangga dekat. Meskipun kebanyakan bertetangga juga bisa saling membantu kala ada musibah atau sedang mengadakan hajatan.

Tetangga dibilang saudara terdekat karena memang begitulah yang sebenarnya. Adakalanya kita tinggal jauh dari para kerabat kita. Maka seandainya terjadi apa-apa tetanggalah yang pertama kali tahu dan bisa membantu kita menghubungi kerabat yang jauh tadi.

Dulu tetangga rumah saya yang sebelah kanan adalah seorang wanita simpanan. Punya seorang anak perempuan beranjak remaja. Hubungan kita baik, wanita itu ramah dan senang dengan anak-anak.

Usianya lebih tua, jadi anak-anak saya memanggil Bude. Sering membagi makanan dan membelikan anak bungsu baju tidur. Katanya suka nggak nahan melihat karakter lucu di baju tidur itu. Apalagi anaknya cuma satu, perempuan pula.

Tapi kemudian persahabatan kami berakhir gegara tetangga juga. Bude pindah karena nggak kuat dengan sikap tetangga yang lain. Ceritanya anak gadis Bude ini kedatangan pacarnya dari siang. Tapi karena hujan lebat tidak juga mereda, pacarnya itu tidak bisa pulang sampai pukul 10 malam. Bude menyuruh pacar anaknya itu menginap, tapi di kamar terpisah. Sedangkan Bude dan anak gadisnya satu kamar berdua.

Entah tetangga mana yang jadi provokator, taunya tetangga yang lain dan segenap perangkat Rt/Rw udah berkumpul menggedor rumah Bude. Saya juga kaget, dan keluar karena heran ada apa rame-rame di tengah hujan lebat begitu.

Begitu Bude buka pintu, taunya ada beberapa orang yang bernafsu ingin memukuli pacar anak gadis Bude. Ibu-ibunya juga pada bergumam macam-macam. Beruntung dicegah Pak Rt/Rw, suami juga ikut mencegah agar tidak terjadi pemukulan.

Pak Rt dan Pak Rw meminta cowok tersebut pulang. Drama itupun berakhir. Yang bikin saya heran, kok ada saja orang yang pikirannya hanya menghasud dan langsung berpikiran buruk tanpa bertanya dulu masalah sebenarnya. Disitu juga saya melihat bahwa tetangga itu sebenarnya aneh. Bisa bersikap ramah dan menegur semanis mungkin, tapi isi hatinya tidak sama.

Drama tetangga yang lain juga saya pernah melihat betapa tetangga juga bisa sangat menginginkan tetangga yang lain celaka. Ada tetangga yang baru di PHK, istrinya juga tidak bekerja. Tetapi mungkin karena mereka punya hutang cicilan motor, dan hutang yang lain, ada beberapa orang yang datang bolak-balik menagih ke rumahnya. Bahkan saya pernah melihat beberapa motor gede yang gayanya mirip debt collector.

Sedangkan tetangga yang di PHK tadi, mungkin karena nggak punya uang, sengaja mengunci diri di dalam rumah, dan menggemboknya dari luar. Agar kesannya mereka tidak berada di rumah. Eeehhh ada saja tetangga rese' yang menghasud para penagih hutang itu dengan mengatakan bahwa orangnya ada di rumah.

Saya sendiri pernah ditanya salah seorang penagih hutang itu waktu saya mengeluarkan motor ingin keluar. Saya jawab saya tidak tau, tidak pernah melihat orangnya, saya jarang di rumah. Saya sengaja jawab begitu agar orangnya pergi. Saya bisa merasakan kesulitan tetangga saya. Seandainya saya tidak bisa membantu mereka, buat apa juga saya menyulitkan mereka. Itulah yang ada di pikiran saya.

Ndilalah ada seorang tetangga yang benar-benar lemes mulutnya. Malah mengasud debt collector yang datang dua motor. Dengan antusias tetangga rese' tersebut meladeni pertanyaan dech collector tadi. Yang akhirnya menggedor pintu tetangga yang PHK tersebut. Saya melihat perbuatan mereka dari teras rumah saya. Karena jengkel, saya mendatangi debt collector itu.

Saya sengaja bilang orangnya nggak di rumah. Saya juga mengancam debt collector itu jika bikin keributan akan saya polisikan. Karena saya tau mereka tidak punya hak. Saya bacakan pasalnya, saya juga bilang sudah ada payung hukumnya jika mereka berani mengancam atau mengintimidasi si pengkredit motor. Karena mereka juga sadar posisi mereka, akhirnya mereka pergi juga.

Setelah itu saya mendatangi tetangga penghasud tadi. Awalnya saya tidak ingin ikut campur, tapi melihat tetangga sok sibuk gini, saya kesal juga dan nggak bisa nahan diri. Saya peringatkan tetangga tersebut untuk tidak usah turut campur urusan orang. Sesama tetangga jangan ngeribetin. Saya ingatkan juga padanya, jika tidak bisa bantu, jangan menambah kesusahan mereka. Diam lebih baik.

Tetangga tersebut nyolot dan sok benar. Saya bilang aja, betapa busuknya isi hati seseorang yang ingin melihat tetangganya celaka. Terlihat jelas niat jahatnya. Saya juga bertanya padanya, seandainya orang yang datang nagih itu bawa bom atau membawa senjata tajam dan tetangga yang di PHK itu celaka sekeluarga, apa hatinya akan bahagia? Dia diam nggak bisa jawab, kemudian saya tinggalkan dengan hati yang jengkel tentunya.

Seleksi alam memang nyata. Kala kita kesulitan, siapapun yang kita anggap teman atau tetangga bisa saja membuat kita celaka. Musuh dalam selimut.

Waspadalah dengan tetanggamu!

***