Jelang Ramadhan, warga melakukan ziarah kubur. Makam Ki Buyut Santri menjadi salah satu makam yang banyak dikunjungi warga. Makam Buyut Santri ini letaknya berada di Desa Keramat Kole, Pamarayan, Kecamatan Pamarayan provinsi banten.
Peziarah memadati makam tersebut menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Lokasi pemakaman berada di kawasan pemukiman. Ruangan tersebut sengaja dibuat terbuka untuk para jamaah duduk dan menunaikan ibadah haji.
Bahkan ada satu ruangan tertutup dengan dua pintu berlapis besi. Di dalam ruangan tersebut terdapat makam Ki Buyut Santri dan beberapa saudaranya. Sedangkan di luar ruangan terdapat makam Ki Buyut Santri.
Sejarah Buyut Santri
Ki Buyut Santri yang hidup pada masa Kesultanan Banten adalah seorang pejuang dan ulama besar, tokoh penyebar agama Islam di Banten tengah. Jaenal Abidin mengatakan, sebelum lahan pemakaman dibangun, para peziarah sudah ramai berdatangan.
Mereka menggunakan dedaunan sebagai alas duduk. Sedangkan di luar ruangan terdapat makam Ki Buyut Santri. Ki buyut Santri yang hidup pada masa Kesultanan Banten adalah seorang pejuang dan ulama besar, tokoh penyebar agama Islam di Banten tengah.
Jaenal Abidin mengatakan, sebelum lahan pemakaman dibangun, para peziarah sudah ramai berdatangan. Mereka menggunakan dedaunan sebagai alas duduk. Melihat kondisi tersebut, Sariman Muzawir, mendiang kakeknya, berinisiatif membangun gubuk dari bahan papan. Pada tahun 60an, dibangun area pemakaman.
Sebab, mereka khawatir jika dijadikan tempat wisata, maka area pemakaman tidak lagi menjadi tempat suci. Sekitar tahun 2000-an setelah usulan itu dibuat, banyak terjadi kejadian dan hal-hal yang mungkin di luar nalar, menurut pria yang berusia 70 tahun itu. Kejadian ini terjadi satu minggu setelah pertemuan dilaksanakan, banyak diantara mereka yang langsung jatuh sakit.
Ada yang sakit perut tiba-tiba membengkak dan matanya terbuka lebar. Sudah dibawa ke RS kemana-mana, masih begitu, dan ketika dibawa ke sini langsung meninggal. Jaenal mengaku belum mengetahui pasti penyebab hal tersebut terjadi.
Dan memang dahulu kakeknya pernah berpesan agar ia harus menjaga dan merawat tempat ini dengan baik, jangan dijadikan tempat wisata. Jaenal mengaku belum mengetahui secara pasti seperti apa riwayat masa lalunya, karena kakeknya tidak pernah menceritakannya.
Mengenal Buyut Santri Keturunan Mataram
Ki buyut Mbah Santri sudah tidak asing lagi bagi sebagian warga Majalengka, khususnya masyarakat Desa Balida, Kecamatan Dawuan, Majalengka. Senin 27 Juni 2022. Mbah Buyut Santri bernama asli Nyi Santijem konon merupakan keturunan Mataram yang merantau ke Majalengka dan mendirikan sebuah desa.
Menurut Buku Deskripsi Sejarah Desa Kabupaten Majalengka Tahun 2011, cerita rakyat tentang Santri Buyut bermula sekitar tahun 1827 M, di wilayah Desa Balida muncul sosok ksatria wanita bernama “Nyi Santijem” yang berasal dari Cirebon.
Beliaulah orang pertama yang datang ke hutan Kodamaya wilayah Balida, yang menyerbu hutan belantara menjadi kawasan pemukiman bersama para pengikutnya, setelah itu ia membangun bangunan tempat tinggal dan membuat pemukiman.
Saat itu kawasan atau pemukiman yang dibangun hanya berjumlah 28 rumah dan berpenduduk kurang lebih 50 jiwa. Nyi Santijem lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Kakek Santri, Kakek Santri merupakan keturunan Mataram yang hijrah ke Cirebon.
Beliau merupakan keponakan dari Pangeran Jaka Kesuma (Buyut Panongan), daerah pemukiman pertama Mbah Buyut Santri dan pengikutnya berada di ujung barat Desa Balida yang disebut “Tarikolot” yang berarti desa pertama/tertua.
Setelah itu Buyut Santri berkonsultasi dengan tokoh dan sesepuh untuk membentuk pemerintahan desa, yang pertama ditunjuk oleh Mbah Buyut Santri untuk diangkat.
Menjadi pemimpin atau kepala desa yaitu Raden Saenudin yang berasal dari Cikasarung. Raden Saenudin merupakan Kuwu/Kepala Desa pertama di Desa Balida, pada masa kepemimpinannya masyarakat desa merasa aman dan tenteram. Pembangunannya dilakukan secara gotong royong dan saling bahu membahu.
Saat itu setiap pemerintah desa di wilayah Cirebon setiap tahunnya harus memberikan penghormatan kepada Cirebon, termasuk Desa Balida yang dipimpin langsung oleh Raden Saenudin.
Seorang utusan disuruh mengantarkan upeti ke Cirebon, namun setiap kali utusan diutus, orang tersebut tidak pernah kembali, karena tertembak tentara Belanda atau berbagai rintangan lainnya sehingga utusan tersebut selalu tewas dalam perjalanan. Menurut cerita, akhirnya setelah musyawarah dan mufakat, yang harus mengantarkan upeti ke Cirebon ditugaskan oleh Raden Saenudin atau kepala desa.
Mbah Buyut Santri atau Syekh Sulaiman
Mbah Buyut Santri atau dikenal juga dengan Syekh Sulaiman merupakan sosok yang mempunyai pengaruh besar di Desa Kesamben Timur. Desa ini letaknya berada diKecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.
Mbah Buyut Santri adalah sosok yang menyebarkan Islam di desa. Beliau adalah seorang ulama pada masa kerajaan Mataram dan berasal dari Desa Muntilan, Jawa Tengah dan menyebarkan agama Islam.
Seiring berjalannya waktu, dakwah Mbah Buyut Santri dapat diterima dan alhasil banyak masyarakat Kesamben yang mengikuti ajaran Islam. Maka desa menjadi lebih sejahtera dan damai. Namun suatu saat terjadilah wabah penyakit atau dalam bahasa jawa disebut pagebluk.
Demikian penjelasan dari saya tentang sejarah Buyut Santri seperti yang dilansir slot thailand, semoga bermanfaat, terimakasih.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews