Induk ayam yang tidak divaksinasi dengan tepat, dapat menghasilkan telur yang membawa bakteri Salmonella meskipun sudah diberi pakan khusus.
Telur organik merupakan telur yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Telur ini dikatakan lebih sehat dari pada telur biasa. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu Anda tahu sebelum memakan telur ini. Pada artikel ini, kita akan membahas telur ayam organik.
Apa Itu Telur Organik?
Dilansir dari Kompas, telur organik merupakan telur yang diperoleh dari ayam yang diberi pakan bebas bahan kimia berbahaya seperti pestisida, herbisida, dan pupuk komersial. Memakan telur ini memiliki risiko mengonsumsi antibiotik, bahan kimia, dan logam berat yang lebih rendah dari pada jika Anda memakan telur biasa.
Pakan ayam yang bebas dari bahan kimia memanglah lebih mahal dari pada pakan ayam biasa. Hal ini menyebabkan harga telur organik di pasaran lebih tinggi dibanding telur biasa.
Jika dilihat dari sisi luarnya, telur ini tidak berbeda dengan telur biasa. Untuk bisa melihat perbedaannya, Anda perlu melihat ke bagian dalamnya. Telur organik memiliki kuning telur yang lebih padat dan berwarna cenderung lebih jingga. Selain itu, jika Anda memakannya, telur ini terasa lebih gurih dan lebih berlemak dari telur ayam biasa.
Apa Kelebihan Telur Organik?
Kelebihan yang dimiliki telur ini tentu adalah kandungan bahan kimia yang jauh lebih rendah dari pada telur ayam biasa, meskipun tidak bisa dipastikan apakah semua telur yang diberi label “organik” ini semuanya tidak mengandung bahan kimia sama sekali. Bahan kimia yang terkandung dalam pestisida, herbisida, dan pupuk komersial memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Berikutnya, telur ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari telur ayam biasa. Kandungan protein yang tinggi ini berasal dari pakan alami yang berasal dari tumbuhan maupun hewan.
Meskipun diberi pakan yang terbebas dari bahan kimia, tapi telur ini belum tentu terbebas dari bakteri Salmonella. Bakteri Salmonella bisa menginfeksi jika induk ayam tidak divaksinasi dengan tepat. Tidak semua peternakan memberi vaksin ayamnya dengan tepat. Untuk itu, Anda perlu berhati-hati saat ingin mengonsumsi telur, bahkan telur organik sekalipun.
Baca Juga: Tips Menurunkan Berat Badan dengan Alami dan Sehat
Bagaimana Cara Mengonsumsinya yang Baik dan Benar?
Induk ayam yang tidak divaksinasi dengan tepat, dapat menghasilkan telur yang membawa bakteri Salmonella meskipun sudah diberi pakan khusus. Untuk itu, Anda harus berhati-hati saat akan mengolah atau mengonsumsi telur. Perhatikan hal berikut sebelum mengolah atau mengonsumsi telur:
Kesimpulan
Telur organik merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang peduli dengan kesehatan tubuh Anda. Selain terbebas dari bahan kimia berbahaya, telur ini juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari telur ayam biasa. Meskipun demikian, Anda tetap harus berhati-hati sebelum mengonsumsi telur ini, karena masih ada kemungkinan telur ini membawa bakteri Salmonella.
Jika Anda ingin membeli telur organik berkualitas tinggi yang terbebas dari bakteri Salmonella, telur Indofarm solusinya. Semua telur yang diproduksi oleh Indofarm terbebas dari bakteri Salmonella. Hal ini dikarenakan Indofarm selalu menjaga kualitas ayam petelurnya.
Telur indofarm lebih sehat dan bernutrisi untuk dikonsumsi keluarga Anda karena semua ayam Indofarm dipelihara secara organik dengan sistem free-range di peternakan sendiri. Peternak kampung berpengalaman menjaga ayam dengan pakan yang alami seperti jagung, beras, dan biji-bijian, sehingga menghasilkan telur yang penuh nutrisi.
Baca Juga: Awas! Bahaya Bakteri Salmonela Pada Makanan yang Tidak Matang
Selain diproduksi secara organik, telur Indofarm juga mengandung omega 3 yang tinggi, sehingga sangat baik untuk kesehatan Anda. Kunjungi website Indofarm jika Anda tertarik, Anda juga dapat mengunjungi laman produk Indofarm untuk mempelajari beragam jenis telur yang tersedia dan melakukan pemesanan.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews