Pada gambar yang diperbesar, ada caption yang memaparkan bahwa ribuan orang "diamankan" (round up) sebelum serangan dimulai.
Dari majalah LIFE edisi 11 Agustus 1947 tentang Aksi Polisionel I Belanda 20 Juli 1947. Judul yang tertera adalah "Indonesian Crisis Brings UN Action - Security Council Votes Arbitration When 'Policemen' Act Like Soldiers". Saya posting narasi beritanya sbb:
On July 20 Dutch forces in Indonesia gave Indonesian President Achmed Soekarno a warning that "police action" was about to commence. Half an hour later they began combined land, sea and air operations to occupy all of Sumatra and Java. The Dutch charged that the Indonesians, who are scheduled to assume their independence in 1949 under the terms of an agreement reached last year, are now unable to maintain order and that the lives and property of Dutch nationals are therefore endangered. Soekarno's government answered that the Dutch are attempting to "recolonialize" Indonesia, which from the 17th Century to the time of the Japanese occupation in 1942 was a rich segment of the Netherlands empire.
After rounding up thousands of Indonesian Nationalists (opposite) on the eve of fighting, Dutch troops launched a lightning campaign which in 11 days overran most of the islands' strategic centers.
Some (below, right) were destroyed by the Indonesians "scorched earth" tactics, but most were taken over with little bloodshed because the Indonesians are disorganized and poorly equipped, being armed for the most part with weapons captured or stolen a few years ago from the Japanese. The U.N. however, stepped in three days short of the time in which Dutch leaders estimated they would complete their campaign with the capture of Jogjakarta, Nationalists' capital (map below). On August 1 the Security Council, on the recommendation of Australia, voted 8 to 0 to demand that both sides cease hostilities immediately and submit their dispute to arbitration. Great Britain, France and Belgium, the three colonial powers on the council, abstained from voting. At week's end hostilities in Indonesia had abated. Both sides indicated that they were willing to turn for arbitration to the U.S., which has no empire but is now the dominant nation in the Pacific.
Pada gambar yang diperbesar, ada caption yang memaparkan bahwa ribuan orang "diamankan" (round up) sebelum serangan dimulai. Sejumlah orang adalah lasykar yang sudah berpengalaman perang, tapi ada juga remaja seperti pada foto itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews