Saya lihat suami sudah tenang. Tangan tak lagi memegangi perut. Matanya terpejam. Dalam perasaan yang tak karuan saya berdoa.
Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari waktu Mekah ketika kamar saya diketok. Samar terdengar suara suami saya. Kak Oni, room mate saya membukakan pintu. "Mbak Niken, dicari suami," katanya.
Saya langsung meraih kerudung, pakai longdress dan keluar. Di lorong hotel saya menemukan suami saya kesakitan. Wajahnya pucat. Tangannya memegangi perut. Saya papah dia balik ke kamarnya, tepat di sebelah kamar saya. Teman sekamarnya, Mas Tri (suami Kak Oni) lagi keluar. Rupanya dia pergi ke apotek membeli obat penawar rasa sakit.
Suami saya mengalami kolik. Sakit perut yang hebat. Dia juga tidak bisa kentut dan buang air. Sesampai di kamarnya, suami saya mengambil posisi bersujud. Posisi tubuh paling bersahabat saat kolik memang nungging/bersujud. Dia pernah mengalami gejala seperti ini saat saya hamil Hanun, 12 tahun lalu dan dirawat di RS selama 3 hari.
Saya kirim pesan ke Ustadz Khamim. Ketua rombongan umrah kami ini memang luar biasa sigapnya. Dia langsung datang dengan kursi roda. Kami memutuskan untuk membawa suami saya ke RS. Ust Khamim serta kawan sekamar suami, Mas Tri dan Pak Yusni gantian mendorong kursi roda ke Ajyad Emergency Hospital di lantai dasar pusat perbelanjaan As Sofwah, samping Zamzam Tower.
Sesampai di RS, suami saya langsung diobservasi di UGD. Ada dua orang lainnya di UGD. Tapi hanya suami saya yg kemudian dipindahkan ke ruang perawatan khusus laki-laki. Saya tidak boleh masuk. Dari luar saya lihat perawat memasang alat monitor, menyuntik dan kemudian memasang infus.
Sementara itu di ruang perawatan ada orangtua yang sakit. Dia orang Indonesia yang hanya bisa berbahasa Sunda. Perawat menanyakan apakah ada di antara kami yang memahami bahasanya. Ternyata Pak Yusni paham. Dari name tag diketahui dia dari rombongan mana. Akhirnya para laki-laki mengurusi si bapak tua. Saya minta mereka tinggalkan kami. Saya bisa menunggui suami dari luar.
Saya lihat suami sudah tenang. Tangan tak lagi memegangi perut. Matanya terpejam. Dalam perasaan yang tak karuan saya berdoa. "Ya Allah Yang Maha Menyembuhkan, sembuhkan suami saya. Jangan ambil suami saya hari ini. Saya tidak mau pulang sendirian ke Tanah Air."
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Umrah [1] Umrah Bersama Suami Akhirnya...
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews