Dan yang justru terjadi sekarang adalah kalangan Muslim yang tadinya dukung melawan radikalisasi justru jijik melihat kelakuan mereka yang kebablasan itu.
Kita senang polisi bertindak menahan mereka yang sembarangan pakai dua nama yang lekat dengan simbol keagamaan untuk naikkan dagangan mirasnya.
Kita juga paham dan mengerti banyak orang yang tersinggung, khususnya umat Islam.
Jika yang Kristen gak protest ya itu terserah saja. Meski harusnya marah juga. Karena ada pelecehan disitu.
Gratis Gordon Gin setiap malam Jumat buat yang nama Muhammad Dan Maria.
Goblok kan..
Oh kenapa polisi gak usut ini itu. Gercep banget kalo dah nyangkut Islam.
Ya apa boleh buat.
Sikap tebang pilih sudah jaman dulu selama Islam jadi tunggangan politik. Hingga kasus pembakaran gereja dan penghinaan agama minoritas cuma didiamkan atau di-diskriminasi.
Jadi yang salah adalah ke- tidak- tegas-an pemerintah dalam menyikapi persoalan sensitif ini.
Gak hanya pemerintah, tapi mereka yang berjuang melawan radikalisasi Islam justru berlaku kebablasan.
Yang kejadian sekarang adalah yang dilecehkan bukan personnya tapi ajarannya yakni Islam.
Akhirnya yang terjadi justru mengerikan.
Patut diduga bahwa tersangka itu bukan sengaja menghina.
Tapi terbawa euphoria gegap gempitanya medsos melecehkan ajaran Islam yang dikaitkan dengan ulah sejumlah ustad dobol.
Mereka berfikir toh cuma nama aja. Sengaja dibuat kontroversi dengan harapan ada yang bela.
Siapa yang bela? Ya.. mereka itu yang kebablasan basmi radikalisme.
Namun apa yang terjadi?
Gak ada yang bela tuh.. Termasuk para influencret itu.. Mampus kan..
Dan yang justru terjadi sekarang adalah kalangan Muslim yang tadinya dukung melawan radikalisasi justru jijik melihat kelakuan mereka yang kebablasan itu.
Mereka mundur bahkan membenarkan tindakan sejumlah kelompok Islam yang bakal geruduk Hollywings goblok itu.
Jadi apa hasilnya kampanye radikalisme selama ini?
Justru menguatkan radikalisme itu sendiri. Pendukung dari kalangan Muslim justru berkurang. Yang dukung radikalisme justru makin banyak.
Saya pribadi, tersinggung dengan cara Hollywings yang kurang ajar itu.
Sebagai manusia yang ber- peri- kemanusiaan--dan juga sebagai Muslim.
Levelnya sama seperti ke-ter- singgung-an saya manakala sejumlah orang Padang goblok memperkarakan rendang Babi.
Karena yang sedang saya pertahankan saat ini adalah:
Kewarasan.
.***
.
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews