Sebagai orang Sunda, saya pilih yang pertama. Rasa yang terbangun dari ucapan itu lebih dalam, personal, dan emosional.
Teuing kunaon, saya tidak tergerak marah ke Arteria Dahlan, malah merasa harus berterima kasih.
Saya mencoba melihat konteks yang ia bicarakan tentang kondisi 'kehidupan' di tubuh Kejagung yang menjadi materi rapat saat itu.
Pikiran saya melayang saat mantan gubernur Jabar, Yogie SM, didaulat Presiden Soeharto sebagai menteri dalam negeri.
Saat itu ada anekdot yang muncul bahwa Pak Harto ngasih pesan ke Yogie SM agar segera menjabarkan program-program pemerintah.
Maka tak lama setelah menjabat, Yogie SM langsung merekrut dan menempatkan orang-orang dari Jabar (Jawa Barat) di berbagai jabatan di lingkungan departemen yang dipimpinnya.
Ini sesuai pesan Pak Harto untuk 'menjabarkan' program pemerintah dengan merekrut orang-orang Jabar.
Sebenarnya ini banyak terjadi di sekitar kita ketika ada pergantian pimpinan sebuah institusi.
Dan memang, orang cenderung nyaman bekerja dengan orang-orang yang punya banyak kesamaan. Termasuk kesamaan daerah.
Selama mereka mumpuni bisa kerja, mengapa why not? Demikian template kilahnya.
Jauh dari itu, Arteria Dahlan berhasil membangunkan urang Sunda untuk cinta pada bahasa ibunya sendiri, basa sunda.
Bahasa ibu itu punya kekuatan yang lebih besar dibanding bahasa nasional apalagi bahasa asing, terutama untuk mengungkapkan hal-hal yang emosional.
Perhatikan contoh ucapan ultah ini:
"Wilujeng tepang taun, Teh. Mugia jembar ku rejeki sinareng kabagjaan. Titip salam kangge kulawargi sadaya."
"Selamat ulang tahun, Mbak. Semoga banyak rejeki dan kebahagiaan. Salam buat keluarga."
"Miladuki saidah, barakallahu fii umrik. Aku kangen kamu, kapan bisa ketemu?"
Baca Juga: Mengapa Orang Sunda Tak Perlu Marah-marah kepada Arteria?
Sebagai orang Sunda, saya pilih yang pertama. Rasa yang terbangun dari ucapan itu lebih dalam, personal, dan emosional.
Hatur nuhun, Kang Arteria Dahlan.
Mugia urang sunda langkung micinta kana basa sorangan, reueus ka warisan Ki Sunda nyalira.
Sumangga dikantun.
Cul leos.
Gejlig...!!!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews