Pemerintah terus meningkatan penanganan dampak perubahan iklim . Salah satu cara tersebut adalah dengan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar energi terbarukan dan membangun industri hijau di Indonesia.
Indonesia sudah berdiri selama lebih dari 70 tahun dan terus mengembangkan diri, agar menjadi negara yang super modern.
Pembangunan terus digenjot untuk meningkatkan perekonomian, sehingga kita bisa bangkit pasca pandemi. Sejak era orde baru hingga sekarang pembangunan selalu dilakukan agar negeri ini terus maju.
Pembangunan tentu tidak boleh bertentangan dengan lingkungan, karena Indonesia termasuk salah satu paru-paru dunia. Apalagi saat ini sudah ada efek perubahan iklim, di mana cuaca makin panas dan musim bergeser selama beberapa minggu. Jika ini terus berlanjut maka bisa berpengaruh besar terhadap perekonomian, sehingga wajib dicegah.
Presiden Jokowi berpidato dalam pertemuan APEC yang diadakan secara virtual di Istana Negara. Menurut beliau, harus ada upaya penanganan dampak perubahan iklim dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Penanganannya harus dilakukan secara berimbang dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, untuk memenuhi target pembangunan berkelanjutan.
Penanganan dampak perubahan iklim memang wajib dilakukan karena jika dibiarkan saja akan kacau-balau. Presiden menekankan bahwa industri di Indonesia adalah industri hijau yang jelas ramah lingkungan. Nantinya pelan-pelan bahan bakar industri akan diganti, dari bahan fosil (batu bara dan minyak bumi) menjadi energi baru terbarukan (EBT).
Bahan bakar energi baru terbarukan misalnya dari tenaga air, angin, dan matahari. Jika menggunakan EBT maka jelas ramah lingkungan. Bandingkan dengan bahan bakar fosil yang membuat tingginya karbondioksida di Indonesia. Selain tidak ramah lingkungan, bisa berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu penggunaan EBT terus digenjot oleh pemerintah.
Efek samping dari penggunaan bahan bakar fosil selama ini adalah cuaca panas. Cuaca yang terlalu panas akan berpengaruh banyak, salah satunya bisa menyebabkan kekeringan dan akhirnya penduduk kesulitan mendapatkan air bersih. Jika ada kekeringan maka peternak juga kesulitan karena susah mencari rumput. Pergeseran musim juga memusingkan karena menyebabkan petani gagal panen.
Oleh karena itu pemerintah melanjutkan pembangunan bendungan-bendungan, terutama di luar jawa. Sehingga jika musim hujan bergeser, penduduk tidak akan mengalami bencana kekeringan. Sebaliknya jika sudah masuk musim hujan, tidak akan takut kebanjiran karena airnya ditampung oleh bendungan.
Selain itu, industri hijau juga digalakkan, karena industri ini tidak sekadar mencari keuntungan, tetapi juga harus ramah lingkungan. Jika ada industri hijau maka menurunkan emisi, sehingga minim karbondioksida. Ketika kadar CO2 menurun maka akan lebih menyehatkan masyarakat dan tidak membuat cuaca terlalu panas.
Pembangunan industri dan ekonomi Indonesia tidak harus bertentangan dengan lingkungan, karena mereka bisa bersisian dengan lancar. Jika ada pembangunan, terutama di luar Jawa, diusahakan tidak terlalu berdampak bagi lingkungan. Jadi salah besar jika ada yang bilang bahwa pembangunan akan menghancurkan hutan dan lingkungan sekitarnya.
Kita semua ingin maju dan bangkit di masa pandemi, dan perekonomian tetap berjalan dengan baik. akan tetapi, cara untuk mencari cuan tidak harus dengan yang negatif, seperti penggundulan hutan. Pembangunan harus dipastikan ramah lingkungan dan adanya industri hijau bisa melegakan masyarakat, karena pemerintah sudah sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
Dampak perubahan iklim amat dahsyat, tidak sekadar cuaca panas dan pemanasan global, tetapi juga bisa menggeser musim dan mengundang bencana alam. Oleh karena itu pemerintah mendukung penanganan dampak perubahan iklim dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Made Raditya, penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews