Pada saat ini teknologi mempunyai peranan penting di kehidupan masyrakat Indonesia, mulai dari lingkup bisnis, mencari informasi, menjadi tempat belajar dan masih banyak lagi. Namun, disamping dampak positifnya tekonologi juga bisa memiiki dampak negatif yang sangat membahayakan salah satunya adalah hoax.
Hoax adalah suatu pemberitaan palsu/pemberitahuan yang tidak jelas sumbernya dan isi yang tidak benar. Padahal teknologi sangat diperlukan oleh masyarakat, salah satunya adalah untuk mempermudah dalam mendapatkan berita, namun justru dapat disalah gunakan oleh oknum-oknum tertentu.
Salah satunya upayanya adalah menyebarkan hoax, mereka hanya mencari keuntungan dari kegiatan tersebut dan tidak memikirkan apa akibat dari kegiatan tersebut.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali semangat persatuan, kesatuan, dan semangat untuk memberantas hoax dari masyarakat Indonesia, khususnya pada generasi muda melalui literasi guna mensukseskan pembangunan Indonesia untuk lima tahun kedepan.
Generasi muda Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di Indonesia karena masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi muda, melalui literasi mereka tidak hanya mengetahui satu aspek saja, melainkan berbagai aspek.
Aspek politik, ekonomi, cara mengantisipasi hoax, cara menyaring berita, dan lainnya yang memiliki tujuan utama untuk membangun Indonesia menuju kearah progresif.
Semangat Persatuan Dalam Melawan Hoax
Pada saat ini teknologi mempunyai peranan penting di dalam berbagai lini kehidupan masyrakat Indonesia, mulai dari lingkup bisnis, mencari informasi, menjadi tempat belajar dan masih banyak lagi. Namun di samping dampak positifnya, teknologi juga memiiki dampak negatif yang sangat membahayakan salah satunya adalah hoax.
Hoax adalah suatu pemberitaan palsu / pemberitahuan yang tidak jelas sumbernya dan biasanya isinya tidak benar, Menteri Kominfo Rudiantara menjelaskan bahwa "Situs (hoax) itu hampir 800 ribu ya, data terakhir 700 ribu hampir 800 ribu," ujar Rudiantara saat ditemui setelah mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (29/12).
Menurut riset yang dilakukan melalui DailySocial.id, sebuah blog teknologi asal Jakarta, yang bekerja sama dengan Jakpat Mobile Survey Platform. Riset ini menanyakan tentang distribusi konten hoax dalam platform digital terhadap 2.032 responden.
Riset ini mencatat masih banyak orang Indonesia yang tidak dapat mencerna informasi dengan sepenuhnya dan benar, tetapi memiliki keinginan kuat untuk segera membagikannya dengan orang lain.
Sayangnya, beberapa informasi dapat membawa banyak interpretasi dan sudut pandang. Dari seluruh responden yang terlibat, riset ini mencatat sebanyak 44,19 persen responden mengaku tidak yakin mereka punya kepiawaian dalam mendeteksi berita hoax. Sementara responden lainnya, sebesar 51,03 persen, memilih untuk berdiam diri (dan tidak percaya) ketika menemui konten hoax.
Berdasarkan hal tersebut bisa dikatakan Indonesia sedang mengalami masalah hoax yang cukup serius, bagaimana tidak jika masih terdapat 44% orang yang belum bisa menyaring berita dari 2032 responden, oleh sebab itu sangat penting untuk masyarakat Indonesia agar mampu menyaring berita yang mereka dapatkan, salah satunya upayanya adalah melalui literasi digital.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews