Mengapa Saya Suka Posting Berita Melawan "Mainstream"?

Saya sedapat mungkin mempublikasikan berita yang jelas sumbernya dan medianya, bukan hoax. Soal salah benar isinya, biarlah publik yang menilainya sendiri.

Jumat, 11 Desember 2020 | 06:18 WIB
0
290
Mengapa Saya Suka Posting Berita Melawan "Mainstream"?
Epoch Times (Foto: getreligion.org)

Menurut saya, berita (produk jurnalistik atau tidak), dapat saja berbentuk opini pribadi penulis yang bersangkutan yang diberitakan. Penulis menghimpun informasi dan menganalisa, mempublikasikannya, memberitakannya, menyebarkannya pada publik.

Dia bertanggungjawab atas isi berita versi dia tersebut. Selama dia mencantumkan namanya, nama medianya, nama tiap sumbernya, maka ada pertanggungjawaban pembuat berita tersebut pada publik.

Penyampaian informasi (berita) dapat berbentuk: gambar, video, tulisan, press release, opini, analisa, jurnal, bahkan berita produk jurnalistik murni.

Soal akurasi data memang penting dan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh pembuat berita. Sumber data dapat diperoleh dari pengamatan, pengumpulan data lapangan, hasil pengumpulan data riset ilmiah, laporan yang sudah terpublikasi resmi atau tidak (tetapi diizinkan untuk dipakai), wawancara dengan sumber2, bahkan informasi dapat diperoleh dari "deep throat" sumber pemberi informasi yang meminta dirahasiakan namanya yang dijamin oleh Undang-Undang pula.

Dalam hal ini pembaca harus cerdas memilah, menyaring dan memahami setiap informasi yang diberitakan disekitarnya setiap hari. Bahwa semua itu harus dapat diterima hadir di tengah society kita untuk menambah wawasan, menjaga keseimbangan, dan menolong kita untuk dapat memahami orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Karena tidak semua informasi yang diberitakan harus diterima sebagai satu-satunya kebenaran absolut yang harus kita sepakat setujui bersama. Biarlah publik menilai menurut selera dan kemampuan berpikirnya masing-masing.

Bagi saya, fakta dan akurasi data penting untuk dimiliki. Inilah roh utama informasi dari setiap jenis pemberitaan. Selama yang dipublikasikan mempunyai dasar argumentasi fakta dan data yang dapat pertanggungjawabkan dalam hukum, maka tentu saja pembuat berita tersebut layak menyampaikan informasi yang dia miliki pada publik.

Kalau yang bersangkutan dengan sengaja berbohong dan menyebarkan hoax dengan data palsu pada publik, tentu akan ada sanksi pidana untuknya yang dijamin Undang-Undang pula.

Itu sebabnya sering saya posting tulisan informasi dan berita melawan arus di fesbuk. Misalnya tulisan opini dari Epoch Times yang sangat berbeda dari media mainstream. Bisa jadi analisa dan kesimpulannya salah, bisa juga benar. Tetapi saya memahami dan menghormati perbedaan pandangan yang dia miliki dengan pandangan umum yang beredar saat ini.

Baca Juga: Kompas Inside [1] Saya Sedang Ingin Bercerita tentang Koran

Menurut saya pribadi, tulisan-tulisan begini penting untuk menjaga keseimbangan publik. Bahwa setiap informasi pemberitaan yang beredar dipublik, anda suka atau tidak, harus diterima sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dan berekpresi yang dijamin konstitusi.

Jadi kalau anda tidak suka dengan yang saya posting, mohon didelete, diskip, ditolak, diignore, dan tidak dibaca. Saya sangat menghormati hak anda untuk berbeda pendapat dengan penulis berita atau penulis informasi atau yang pihak yang menyebarkannya.

Saya sedapat mungkin mempublikasikan berita yang jelas sumbernya dan medianya, bukan hoax. Soal salah benar isinya, biarlah publik yang menilainya sendiri.

***