Kultum Tarawih [16]: Arab Tidak Sama dengan Islam

Berhenti menganggap semua yang bertuliskan Arab sebagai barang Islam. Orang Kristen di Arab berdoa pakai bahasa Arab. Termasuk tidak semua senandung berbahasa Arab adalah sholawatan.

Selasa, 12 Mei 2020 | 06:52 WIB
0
318
Kultum Tarawih [16]: Arab Tidak Sama dengan Islam
Ilustrasi Arab (Foto: Okezone.com)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih mengizinkan kita untuk menjalani bulan Ramadan hingga kita bisa sampai pada malam keenambelas. Semoga semangat ibadah dan takwa kita tetap terjaga dan terus bertambah, dan semoga Allah berikan kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, juga agar kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun-tahun berikutnya.

Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.

Agama Islam adalah agama yang lekat sekali dengan Arab, khususnya bahasa Arab. Hal ini karena teks utama Islam, kitab suci kita yaitu Alquran, diturunkan dalam bahasa Arab. Jelas disebutkan dalam Surah Thaha ayat 113, bahwa Allah menurunakn Alquran dalam bahasa Arab, dan menerangkan berulang kali agar manusia bertakwa, atau Alquran itu memberi pelajaran bagi manusia. 

Farid Saenong, antropolog dari JD Stout Centre Universitas Victoria Wellingtong, menjelaskan mengapa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, berdasarkan kajian antropologi. Pertama, karena Alquran diturunkan kepada utusan kita, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, yang merupakan orang Arab.

Kedua, masyarakat di mana Alquran diturunkan adalah masyarakat yang berbahasa Arab, sehingga agar menerima ajaran Islam, maka Alquran diturunkan dalam bahasa Arab. Ketiga, bahasa Arab memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan bahasa lain.

Keunggulan bahasa Arab ada pada kekayaan kosa kata dan pemaknaannya. Satu kata dalam bahasa Arab bisa memiliki berbagai makna. Itulah mengapa santri-santri harus mempelajari ilmu tata bahasa Arab (nahwu dan shorof) sampai benar-benar menguasai, sebelum bisa mempelajari tafsir Alquran dan kitab-kitab keagamaan/kitab kuning.

Ini menunjukkan bahwa Alquran adalah bukti kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ayat-ayat yang diturunkan-Nya tidak bisa serta-merta dimaknai secara literal, namun harus melalui proses berpikir kritis yang panjang dengan memahami tata bahasa Arab yang sangat kaya. 

Baca Juga: Kultum Tarawih [15]: Kiamat Misteri Ilahi

Bahasa Arab adalah bahasa Alquran diturunkan, namun bukan berarti bahasa Arab adalah Alquran itu sendiri. Bahasa Arab Alquran adalah bahasa Arab dengan tata bahasa yang sangat tinggi, jauh di atas bahasa Arab untuk percakapan biasa atau percakapan formal. Artinya, jangan sampai karena berbahasa Arab, sesuatu dianggap terkait dengan Islam. 

Anekdot yang Pak Guru temui, ada seorang ibu yang marah kepada seorang pemuda. Ibu ini marah karena pemuda ini mengenakan kaos yang menurut ibu ini bertuliskan ayat Alquran, namun mengenakan kalung salib. Sang pemuda hanya meminta ibu itu membaca tulisan yang ada di kaosnya. Rupanya ibu itu tidak bisa membacanya. Usut punya usut, kaos itu bertuliskan doa Bapa Kami dalam bahasa Arab. 

Jadi, berhenti menganggap semua-semua yang bertuliskan Arab sebagai barang Islam. Orang Kristen di Arab juga berdoanya pakai bahasa Arab. Termasuk tidak semua senandung yang berbahasa Arab itu adalah sholawatan atau lagu Islami.

Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***