Alat musik standar sering digunakan sebagai pengiring dalam menjalankan kesenian dari suatu daerah. Oleh karena itu, untuk melindungi masyarakat pada umumnya, tidak ada salahnya mengenal nama-nama alat musik dan juga daerah asalnya.
Kesenian seperti tari, gaya bertarung, atau pementasan drama yang menggunakan alat musik tradisional, membuat pertunjukan semakin menghibur. Kehadiran alat musik ini sebenarnya sudah menjadi identitas daerah secara berkala.
Merujuk pada Pedoman I Ditujukan Seni Rupa yang Kompeten dan Inovatif serta Kemampuan Masyarakat Kelas 5 oleh Edy Purwanto, dkk., (2006: 22), dari cara memainkannya, jenis alat musik standar dapat dibedakan menjadi 4 macam, khususnya alat perkusi, alat musik tiup, alat senar, dan alat senar.
Setiap daerah di Indonesia memiliki alat musik yang khas. Bukan hal yang aneh jika alat musik khas ini dipengaruhi oleh masalah geografis di mana mereka berasal. Selain itu, setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda.
Itu sebabnya alat musik yang umum mereka miliki tidak sama. Sebagai individu Indonesia, kita harus mengenali keragaman alat musik konvensional sebagai pemahaman yang tepat terhadap budaya yang ada di negara ini.
BACA JUGA : Delly Sape, Pelestari Musik Tradisional Khas Borneo
Alat Musik Tradisional dan Asal Usulnya
Dirangkum dalam panduan Ensiklopedia Seni dan juga Masyarakat 2: Alat Musik Tradisional karya R. Toto Sugiarto, yang dilampirkan adalah daftar alat musik standar dan asal-usulnya setempat.
1. Alat musik konvensional Nanggroe Aceh Darussalam
Nama alat musik standar daerah ini adalah Sarune Kale. Alat musik sejenis aerophone ini muncul berkat hembusan angin. Hanya saja cara memanfaatkannya sendiri menyerupai suling pada umumnya.
2. Alat musik standar Sumatera Utara
Alat musik berikut adalah Aramba dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Alat musik ini merupakan jenis ideophone, yaitu bunyi yang berasal dari komponen dasarnya.
3. Alat musik khas Sumatera Barat
Di Sumatera Barat, alat musik itu disebut Saluang. Bentuknya yang panjang seperti alur serta perlu ditiup agar tampak.
Selain itu, ada juga alat musik yang terbuat dari batang padi tua. Alat musik ini bernama Pupuik Batang Padi. Sama seperti saluang, hanya cara memainkannya dengan cara meniup alat musiknya.
4. Alat musik standar Kepulauan Riau
Alat musik tradisional Indonesia kemudian berasal dari Kepulauan Riau. Kepulauan Riau terkenal dengan alat musik tradisional Gendang Panjang. Bentuknya bulat dengan kulit di setiap ujungnya yang mengeluarkan suara saat Anda menyentuhnya.
5. Alat musik khas Jambi
Alat musik tradisional Jambi disebut Serangko dan terbuat dari tanduk kerbau. Perangko biasanya menjadi alat untuk menginformasikan bencana di daerah Jambi.
6. Alat musik tradisional Bengkulu
Alat musik khas Bengkulu ini dimaknai sebagai Boneka. Bentuknya seperti gendang kecil dengan warna pada permukaannya, serta sepasang tongkat untuk memukul permukaannya.
Selanjutnya ada Caklemong atau Talempong yang terbuat dari kuningan. Untuk memainkannya, Anda membutuhkan pemukul kecil yang terbuat dari kayu.
7. Alat musik standar Sumatera Selatan
Salah satu alat musik khas Sumatera Selatan yang paling umum adalah akordeon. Alat musik ini dikembangkan dari perpaduan budaya asing di Indonesia. Bentuknya sendiri seperti piano, pemain hanya perlu memegang dan juga meniup untuk memainkan alat musik tersebut.
Ada juga alat musik lain yang disebut Burdah. Alat musik ini terbuat dari kulit hewan peliharaan dan kayu. Bentuknya bulat dan juga dimainkan dengan cara dipukul. Oleh karena itu, perangkat ini juga disebut sebagai Oku Drum.
8. Alat musik konvensional Bangka Belitung
Di daerah Bangka Belitung, alat musik khasnya adalah gendang melayu. Pasalnya, himpunan kepulauan ini memang dekat dengan adat Melayu.
10. Alat musik konvensional Lampung
Daerah Lampung memiliki Bende sebagai alat musik standar. Bentuknya seperti gong, namun ukurannya sedikit lebih kecil. Ada juga alat musik Kompang yang mirip dengan rebana. Pemain harus memukul untuk mendapatkan suara instrumen.
11. Alat musik standar Banten
Banten saat itu merupakan wilayah Jawa Barat. Alhasil, alat musik khas kedua daerah tersebut bisa dibilang hampir sama. Namun di Banten juga ditemukan alat musik bernama Pantun Bambu, yaitu alat musik yang terbuat dari ruas-ruas bambu yang dilengkapi dengan 3 senar.
12. Alat musik konvensional Jakarta
Di Jakarta, alat musik tradisional disebut Tehyan. Cara memainkannya persis seperti biola, yaitu perlu menggesek senar di atasnya.
13. Alat musik tradisional Jawa Barat
Di Jawa Barat, salah satu alat musik konvensional yang paling populer adalah Angklung yang dimainkan dengan cara digetarkan. Sebenarnya, masyarakat angklung dikatakan memiliki kehadiran di seluruh dunia.
Ada juga Gong dan Jengglong, yaitu alat tabuh yang bentuknya hampir sama. Kedua perangkat berbeda hanya dalam hal dimensi.
14. Alat musik standar Jawa Tengah
Jawa Tengah memiliki alat musik lokal yang disebut Gamelan. Gamelan dibuat dari kuningan atau batu serta dimainkan dengan cara dipukul.
15. Alat Musik Tradisional Jawa Timur
Bonang adalah alat musik tradisional Jawa Timur yang masih biasa dimainkan hingga saat ini. Bonang menyerupai gamelan, hanya saja ada poros cembung di antaranya.
16. Alat musik tradisional Yogyakarta
Di Yogyakarta, salah satu alat musik standar yang paling familiar di kalangan individu adalah kendang. Alat ini biasanya terbuat dari kayu dan setiap ujungnya memiliki lapisan kulit yang lembut. Jika Anda menepuknya dengan tangan, tentu akan menghasilkan audio yang unik seperti penyanyi Reni Ermawati Qasima
BACA JUGA : Dekonstruksi Musik Gambus oleh Grup Musik "S"
17. Alat musik standar Bali
Di Bali, ada alat musik khas bernama Cengceng yang pada awalnya terlihat seperti topi kecil berumbai. Untuk memainkannya, Anda hanya perlu menyentuh kedua baja secara bersamaan, seperti saat Anda bertepuk tangan.
Salah satu yang paling khas, ada juga alat musik Genggong yang dimainkan seperti harmonika. Hanya saja, cara memainkannya tidak ditiup, melainkan diletakkan di antara mulut untuk menopang.
18. Alat musik tradisional NTB
Alat musik tradisional NTB disebut Serunai. Bentuknya menyerupai seruling, namun di ujungnya terdapat corong besar dan kecil untuk ditiup.
19. Alat musik standar NTT
Seperti di NTT, alat musik standar adalah Sasando. Pemain harus memainkannya untuk membuat nada pilihan.
20. Alat musik konvensional Kalimantan Barat
Dari Kalimantan Barat, ada alat musik khas yang disebut Tuma. Alat ini termasuk jenis membranofon yang harus disadap dengan tangan saat dimainkan.
21. Alat musik standar Kalimantan Selatan
Alat musik khas daerah Kalimantan Selatan dikenal dengan nama Panting. Bentuknya sebanding dengan gitar, namun dengan bodi yang lebih kecil dan oval.
22. Alat musik standar Kalimantan Tengah
Dari Kalimantan Tengah, ada alat musik khas yang disebut Japen. Sama seperti Panting, untuk memainkan Japen, senarnya harus dipetik.
23. Alat musik konvensional Kalimantan Timur
Kalimantan Timur memiliki alat musik bernama Sampe. Ini memiliki tampilan yang berbeda dengan ukiran Kalimantan yang umum pada semua komponen area permukaan.
24. Alat musik konvensional Kalimantan Utara
Alat musik khas Kalimantan Utara ini dikenal dengan Jatung Utang. Alat yang satu ini terbuat dari rangkaian batang kayu yang dilingkarkan menggunakan rotan. Hebatnya, setiap log memiliki suara yang berbeda.
BACA JUGA: Pancaragam Senduduk Putih, Garda Terdepan Penjaga Musik Melayu Riau Pesisir
25. Alat Musik Tradisional Gorontalo
Di Gorontalo, ada alat musik ganda yang mirip kendang, tapi lebih bulat. Untuk memainkannya, cukup tepuk-tepuk lapisan lembut dengan tangan.
26. Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
Alat musik tradisional sekaligus awal dari daerah selanjutnya yaitu lokasi Sulawesi Barat. Lokasi ini memiliki alat musik khas yang disebut Kecapi. Untuk memainkannya, pemain harus memetik senar atau senar.
27. Alat musik standar Sulawesi Selatan
Alat musik standar Sulawesi Setalan disebut Keso. Cara memainkannya persis seperti biola, yaitu menggesek senarnya untuk menghasilkan audio.
28. Alat musik standar Sulawesi Tenggara
Di lokasi Sulawesi Tenggara terdapat alat musik Ladolado. Alat musik yang terdiri dari piring-piring kayu ini harus dipukul agar berbunyi.
29. Alat Musik Tradisional Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah memiliki alat musik Talindi yang bentuknya sangat istimewa. Alat ini terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan juga senar yang akan menimbulkan bunyi saat dipetik.
30. Alat musik konvensional Sulawesi Utara
Alat musik khas Sulawesi Utara disebut Kolintang yang tersusun dari papan kayu. Jika dipukul, setiap piring pasti akan mengeluarkan suara yang unik.
31. Alat musik standar Maluku
Alat musik tradisional Maluku adalah Arababu. Alat musik petik ini berukuran panjang. Uniknya, Arababu hanya memiliki satu senar.
32. Alat musik konvensional Maluku Utara
Di antara alat musik khas di daerah Maluku Utara adalah Fu. Alat ini terbuat dari kulit kerang dan harus ditiup di daerah yang berlubang agar menimbulkan bunyi.
33. Alat musik khas Papua
Di wilayah Papua, ada alat musik bernama Tifa. Untuk memainkannya, pemain harus memukul permukaan Tifa dengan memanfaatkan telapak tangan.
34. Alat musik khas Papua Barat
Sedangkan di Papua Barat, alat musik yang umum adalah Guoto yang merupakan alat musik petik. Biasanya, alat-alat ini terbuat dari bahan alami seperti kayu dan kulit sapi.
Referensi : Reni Ermawati
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews