Tidak boleh dia menegur dengan keras apalagi dengan mengancam supaya Kajati dicopot karena menyelipkan ungkapan berbahasa Sunda.
Sampai saat ini, saya belum menemukan rekaman atau informasi seberapa panjang narasi yang diucapkan dalam bahasa Sunda oleh Kajati dalam rapat dengar pendapat yang dicela oleh Arteria Dahlan itu. Yang kemudian menuai kegusaran masyarakat Sunda seantero Indonesia.
Durasi narasi berbahasa Sunda ini penting diketahui publik. Apakah cuma sepotong frasa, atau satu kalimat saja, atau 4-5 kalimat, atau keseluruhan paparan Kajati itu menggunakan bahasa Sunda?
Kita ambil asumsi paling ekstrim dulu, keseluruhan paparan disampaikan dalam bahasa Sunda, maka saya yakin mayoritas masyarakat Indonesia akan berkeberatan. No question about it.
Jadi, asumsi yang lebih masuk akal, Kajati ini hanya menyelipkan satu atau dua frasa berbahasa Sunda dalam pemaparan yang menggunakan bahasa Indonesia. Paling banter satu kalimat penuh dalam bahasa Sunda.
Wajarkah Arteria Dahlan bereaksi keras? Ya, jelas tidak wajar. Di zaman kekinian sudah sangat lumrah, baik dalam forum resmi atau tidak, kita menyelipkan frasa berbahasa bahasa Inggris, bahasa Jawa dalam wacana kita. Ini suatu keniscayaan.
Coba kita lihat talkshow podcast Deddy Corbuzier dan yang lain-lainnya, ungkapan berbahasa Inggris berkelindan dengan bahasa Indonesia. Juga kalo kita menonton sinetron "Layangan Putus" frasa-frasa dan kalimat-kalimat berbahasa Inggris silih berganti dengan ungkapan bahasa Indonesia.
Dalam forum resmi pun, mantan presiden SBY sangat sering menyelipkan frasa-frasa bahasa Inggris dalam pidatonya. Pejabat yang di sana sini menyelipkan bahasa Jawa dlm ujarannya merupakan fenomena lumrah.
Apakah kita harus berang kemurnian bahasa Indonesia "dinodai" dengan campuran bahasa Inggris dan bahasa daerah?
Menurut saya tidak. Terhadap bahasa kita tidak bisa dan tidak mungkin bersikap puritan atau otoriter. Bahasa adalah domain masyarakat yang tidak bisa didikte oleh siapa pun bahkan oleh negara sekalipun.
Baca Juga: Mengapa Orang Sunda Tak Perlu Marah-marah kepada Arteria?
Kembali kepada kasus Arteria Dahlan, sekiranya yang bersangkutan tidak bisa menangkap ungkapan dalam bahasa Sunda, paling banter dia bisa meminta dengan hormat untuk dijelaskan makna frasa/kalimat berbhs Sunda.
Tidak boleh dia menegur dengan keras apalagi dengan mengancam supaya Kajati dicopot karena menyelipkan ungkapan berbahasa Sunda. Ini sangat tidak wise, dan terbukti reaksi masyarakat yang menghujat dirinya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews