Jilbab Itu Tidak Wajib

Welcome wajah Islam yang ramah. Terima kasih pada orang tua Kristen yang mendobrak praktek beragama Islam yang sok-sokan. Yang sungguh sebuah kebetulan.

Sabtu, 23 Januari 2021 | 19:16 WIB
0
361
Jilbab Itu Tidak Wajib
Rusmadi (Foto: pikiran-rakyat.com)

Ini prinsip saya ketika beradu argumen dengan anak perempuan satu-satunya. Di mana pun ayatnya tidak ada satupun dalam Quran yang menyebut detail bagaimana berjilbab itu.

Intinya dalam pendapat saya bahwa yang dimaksud jilbab dalam Al Qur'an itu adalah decent clothes. Yang membuat perempuan terhormat. Karena itu keterlanjangan seperti memamerkan toket atau paha, bukan decent clothes. Tapi bukan berarti saya anti jilbab atau rok mini, you can see atau all you can see.

Adalah kebebasan perempuan memilih penutup tubuhnya. Dengan konsekuensi yang harus juga ditanggung oleh pemakainya.

Sama seperti istri saya yang berjilbab. Saya sudah bilang kepadanya bahwa setiap saat jilbab yang dipakai boleh dilepas. Karena sejak awal saya tidak memaksakan istri untuk berjilbab.

Seiring dengan perkara kejamnya sekolah memaksa non muslim berjilbab, anak perempuan saya akhirnya maklum.

Bahwa freewill adalah bagian dari perempuan Islam. Sama seperti dia yang memutuskan tidak berjilbab. Tapi boleh diadu baca Qurannya.

Ingat. Derajat ke Islaman seseorang akan terlihat bagaimana dia memperlakukan perempuan. Jika seenaknya. Memaksakan perempuan dikurung oleh dalil ngawurnya. Maka dia golongan Islam Dajjal. Yang sama sekali tidak pantas menjadi pengajar atau pencetak kebijakan. Atau kepala keluarga.

Jdengan saya.

Diskusi dan adu argumen di depan anak perempuan saya. Itu deal saya dengan anak perempuan saya dahulu.

Baca Juga: Jilbab

Namun Alhamdulillah agaknya diskusi dan adu argumen itu kemungkinan besar tidak akan terjadi di masa depan.

Anak saya mendapatkan pemahaman dari peristiwa Padang. Yang menjadi contoh nyata betapa pemaksaan kaum lelaki Islam dobol kepada perempuan sudah sangat menjijikkan.

Peristiwa di Padang harus jadi titik tolak kembalinya kebhinekaan di ruang pengajaran. Ruang mendidik generasi Indonesia yang toleran. Serta bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Jalan sudah terbentang. Karena ulama dobol sekarang sudah terjengkang.

Welcome wajah Islam yang ramah. Terima kasih pada orang tua Kristen yang mendobrak praktek beragama Islam yang sok-sokan. Yang sungguh sebuah kebetulan.

Pendobrakan ini terjadi di tanah legenda Makin Kundang. Seorang yang durhaka kepada wanita. Subhanallah. Halleluya..

***