HUT 100 Tahun GPdI Dirayakan Sampai ke Luar Negeri, Tetap Bernafaskan Kebangsaan

Selasa, 11 Mei 2021 | 22:59 WIB
0
478
HUT 100 Tahun GPdI Dirayakan Sampai ke Luar Negeri, Tetap Bernafaskan Kebangsaan
foto istimewa

Walaupun bukan orang Indonesia, Pdt. Robert Broadland tetap menggunakan bahasa Indonesia. Tidak mencampur-campurkan dengan bahasa Inggris. Dari sikap inilah terlihat bagaimana seseorang yang bukan Indonesia namun begitu menghargai Indonesia walau sedang mengisi acara di New Jersey, USA.

Puncak acara HUT 100th Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) dan 30th GPdI masuk USA telah dilaksanakan pada 7 dan 8 Mei 2021 waktu Amerika atau 8 dan 9 Mei 2021 waktu Indonesia. Diadakan di GPdI Christ Center Church, New Jersey dan salah satu hotel di New Jersey, kegiatan syukuran ini dihadiri peserta secara luring dan daring.

Dalam keterangan tertulis Ketua Panitia Pdt. Jeamly Ticoalu mengatakan kegiatan yang mereka adakan antara lain ibadah, parade budaya, talk show, dan KKR. Rangkaian acara ini mulai dari webinar GPdI Sedunia pada hari Jumat (30/4/2021) waktu USA.

 Perayaan yang disiarkan langsung di media sosial panita mengambil tema "Standing Strong Looking forward" diikuti para peserta luring, sebagian besar mereka adalah Hamba Tuhan (Pendeta). Mereka hadir berbusana Daerah Indonesia di saat Parade Budaya.

 Video Sambutan Kedutaan Besar Republik Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Fungsi Pensosbud, Bpk Yudho Sasongko ditayangkan di sesi ibadah penutupan.

 Tamu kehormatan kegiatan ini ialah Pdt. Robert Brodland, salah satu Gembala Gereja Bethel Temple Seatle, dikenal sebagai awal mulanya gereja Pantekosta di indonesia. Dari Gereja inilah yang mengutus misionaris pertama kali ke Indonesia.

Saat ibadah penutupan Pdt. Robert Brodland mendukung atas disahkan pelopor GPdI USA Pdt. Johannes Albert Ticoalu sebagai Bapak Gereja pantekosta di indonesia, USA oleh seluruh hamba Tuhan seamerika yang diwakili oleh Ketua Majelis Daerah GPdI Region 1, Pdt. Polke Koyongian dan Ketua Majelis Daerah GPdI Region2, Pdt. Ferdinand Senduk.

Walau diadakan di luar negeri namun tetap menggunakan bahasa pengantar Indonesia. Ketua Panita, Pdt. Jeamly dalam wawancaranya mengatakan “Menjadi kebanggaan sebagai warga GPdI, ternyata pada saat Sumpah Pemuda digelorakan di tahun 1928. GPdI menjadi gereja yang pertama kali menggunakan kata Indonesia.” Pada saat itu, belum ada gereja yang menggunakan kata Indonesia dalam nama mereka, jelasnya.

Panita senantiasa mengusung sisi nasionalisme beriringan dengan nilai-nilai keagamaan. Terbukti saat diadakan webinar GPdI Sedunia pada awal rangkaian HUT GPdI ini, panita mengundang nara sumber utama dari Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Dra. Jaleswari Pramodhawardhani, M. Hum.

Harapan panita dengan diadakan kegiatan ini, seluruh Umat Kristiani di manapun berada makin solid, dan menjadi teladan sesuai dengan ajaran Kristus, Kepala Gereja.