Untuk korban meninggal terbanyak akibat coronavirus Provinsi DKI Jakarta masih yang tertinggi. Sudah ada 46 warga DKI Jakarta yang meninggal dari total 78 warga negara Indonesia.
Baca Juga: Anies Lockdown Pecundang
Gubernur DKI Jakarta ke Mana? Apa kerjanya? Tidak Sadar Warga Ibukota yang Jadi Korban Coronavirus Makin Banyak?!
Selama “social distancing” dan “stay at home”, sekitar pukul 15.00 WIB - 17.00 WIB, dari berbagai media online saya selalu mengikuti laporan harian Gugus Tugas Covid-19 yang dipimpin Ketua BNPB (Badan Nasional Penaggulangan Bencana) Doni Monardo. Memantau hasil konperensi pers oleh sang jubir gugus tugas yang berasal dari Kementerian Kesehatan RI. Terutama terkait data terbaru korban wabah coronavirus di Tanah Air.
Sebab dari update data gugus tugas yang dibentuk khusus oleh Presiden Jokowi itu kita dapat gambaran bagaimana penanganan wabah ini di tiap provinsi di Indonesia. Dan salah satu penyebab mengapa makin banyak korban di satu provinsi tentu saja terkait dengan keseriusan kerja gubernurnya.
Pada hari Kamis (26/3) sore kemarin, menurut Jubir Achmad Yurianto, ada penambahan kasus konfirmasi positif coronavirus sekitar 103 orang. “Sehingga jumlah warga yang terkena coronavirus totalnya 893 orang," jelas sang jubir.
Dari data terbaru itu, seperti hari-hari yang lalu, Provinsi DKI Jakarta masih menempati posisi pertama daerah dengan jumlah korban terinfeksi coronavirus terbanyak di Indonesia. Tercatat 515 orang warga ibukota menjadi korban wabah coronavirus dari total 893 orang warga negara Indonesia yang terkena coronavirus.
Begitupun juga untuk korban meninggal terbanyak akibat coronavirus Provinsi DKI Jakarta masih yang tertinggi. Sudah ada 46 warga DKI Jakarta yang meninggal dari total 78 warga negara Indonesia yang meninggal akibat coronavirus.
Dari grafik tampak warga ibukota yang menjadi korban coronavirus makin meningkat saja. Ada kenaikan sebanyak 52 orang dibanding data sehari sebelumnya (463 orang) dan 91 dibanding data dua hari sebelumnya (424 orang)!
Melihat data ini harusnya Gubernur DKI Jakarta segera berbenah - dengan bekerja cepat dan terukur - ikut aktif membantu upaya pemerintah pusat menanggulangi penyebaran wabah coronavirus seperti yang dilakukan gubernur-gubernur di provinsi lainnya.Jika tak ada langkah konkret dari Gubernur DKI Jakarta untuk menanggulangi sebaran coronavirus di ibukota yang makin meningkat tiap hari itu berarti terbukti bahwa ia memang tak peduli pada keselamatan warga Jakarta atau memang dia tidak (bisa) kerja, selain ngomong doang, seperti yang sudah kita ketahui selama ini.
Oh, ya, alih-alih tanggap bekerja, Gubernur DKI Jakarta ini malah pernah membuat pernyataan yang membuat kita semua cemas. Di sebuah acara televisi pada Rabu (11/3) lalu dia bilang dalam dua pekan (antara 11 Maret 2020 sampai 25 Maret 2020) bakal ada ledakan 6.000 orang warga negara Indonesia yang terkena wabah coronavirus. Untung saja omongan dia tidak terbukti. Bayangkan bakal kegedean kepala, tuh, dia bila omongannya betulan kejadian.
Pertanyaannya sekarang: Gubernur DKI Jakarta, where are you now? And what are you doing for your people?
Don’t (only just) talk too much on television!
Sumber info grafis: CNN Indonesia
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews