Entah diakui atau tidak, kita sebenarnya egois. Dan pandemi ini, bisa jadi isyarat semesta agar kita saling mendekatkan hati. Bukan hanya kedekatan fisik yang dipaksakan.
Apa yang harus kita lakukan saat melihat anak kecil jatuh dari sepeda dan luka-luka? Tentu membantunya, bukan hanya menggerutu menyalahkan orang tuanya karena tak menjaga anaknya.
Saya kira itu yang perlu kita lakukan saat ini. Tak menambah beban negara, syukur bisa membantu.
Mungkin kita bisa sedikit belajar dari Finlandia. Negeri itu dianggap berhasil menangani pandemi, karena dianggap paling sedikit penduduknya yang terinfeksi virus Covid-19 dan jumlah korban meninggal pun sangat sedikit dibanding negara lain.
Penyebabnya, sejak pemerintah Finlandia menyerukan taat protokol kesehatan, physical distancing serta menutup akses mobilitas warga untuk sementara waktu, masyarakatnya patuh, tak banyak mengeluh. Semua paham kondisi darurat.
Ini terlepas daripada negara tersebut makmur serta tingkat pendidikan dan literasinya tinggi. Masyarakat di sana memang terkenal bukan masyarakat yang heboh, cenderung penyendiri, menjaga jarak namun sekaligus terbiasa berefleksi diri.
Konon masyarakat Finlandia selalu berjarak minimal 90 cm dari orang lain sejak dulu. Bukan tipe masyarakat yang gemar towal-towel dan senggal-senggol. Entah ini akibat budi pekerti tinggi, atau etiket dan kemanusiaan yang lebih baik.
Dari situ saya kira saya agak cemas dengan bangsa ini. Bukan saya menyalahkan sifat komunal kita yang cenderung lebih gemar mengatur orang lain daripada menata diri sendiri, tapi karena trend tata nilai dunia memang tak lagi bersifat komunal. Meski tak kehilangan sifat sosialnya.
Maka yang benar dilakukan adalah physical distancing dan bukan social distancing. Karena kita hanya menjaga jarak fisik, tapi tak kehilangan kedekatan jiwa. Sedang di sini keadaan sering terbalik, kita berdekatan secara fisik, namun hati tak bertaut. Tak saling membangun empati.
Entah diakui atau tidak, kita sebenarnya egois. Dan pandemi ini, bisa jadi isyarat semesta agar kita saling mendekatkan hati. Bukan hanya kedekatan fisik yang dipaksakan.
#vkd
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews