Kenapa kita susah meningkatkan kapasitas pertahanan kita? Salah satu faktor utamanya karena negara kita punya posisi tawar rendah dan kepercayaan yang rendah juga dari dunia internasional.
Prihatin saya lihat berita kemarin, satu pesawat tempur kita jatuh di Riau dalam sesi rutin latihan, dan kecelakaan model begini sudah kerap terjadi selama ini.
Sedih karena alutsista kita masih jauh dari memadai untuk menjaga NKRI. khusus angkatan udara kita saat ini masih sangat lemah sekali.
Alutsista kita secara kuantitas dan kualitas jauh dari kata cukup. Bayangkan pesawat tempur kita aja masih pakai tipe Hawk 200 buatan tahun 1990. Itu pesawat tempur kita yang jatuh kemarin.
Total kita punya 25 unit pesawat tipe Hawk ini, semuanya berumur tua dengan jam terbang sudah diatas 3.000 jam. Meskipun TNI AU bilang masih normal, saya melihat ini sangat memprihatinkan.
Pesawat Hawk ini harganya diluar negeri sekitar 29 juta dolar. Atau setara lebih 400 miliar rupiah per unit. Ini Buatan British Aero Space dan bermesin turbo yang didesain oleh pabrikan Rolls Royce.
Uang Rp400 miliar cuma dapat yang beginian, belum lagi kalau kita lihat pesawat tempur kita yang lain, semua masih serba kurang.
Selain Hawk Jadul 200 ini, kita punya 25 unit pesawat tempur Fighting Falcon. Ini memang pesawat lumayan canggih, Turki juga masih pakai yang ini, Tapi jumlahnya yang hanya 25 unit bikin saya urut dada.
Turki saja yang punya penduduk 81 juta jiwa, mereka punya 310-350 unit pesawat jenis Falcon ini. Itupun sudah versi upgrade.
Bukan membandingkan Turki dengan indonesia, tapi dari sisi jumlah penduduk kita seharusnya kita punya 500 unit. Minimal setegahnya Turki lah.
Kalau dibandingkan dengan negara tetangga, kekuatan pertahanan kita masih kalah jauh daripada Thailand, Singapura, Vietnam, Australia, apalagi dengan China di Asia Timur.
Saya prihatin, negara sebesar ini gak punya pesawat tempur dan alutsista yang cukup, total pesawat tempur kita saat ini tidak sampai 100 buah dengan semua jenis, itupun sudah termasuk sukhoi SU35 dan Sukhoi SU24 masing masing yang kita hanya punya 5 unit saja.
Padahal Rusia kasih ke kelompok pemberontak Haftar di Libya saja Sukhoi mencapai 12 unit, itu level pemberontak loh ya bukan hibah untuk sebuah negara. Pemberontak Haftar saja punya lebih banyak Sukhoi dari kita. Miris banget.
Belum lagi urusan drone, kita hanya punya 2 drone canggih, bayangkan hanya 2 unit drone. Buat jagain NKRI segini luas. Kita sedang pesan drone Wing Loong buatan China itupun masih dipesan. Jumlah nya juga sedikit dibawah 10 biji. Harga drone ini 2 juta dolar kalau kita lihat katalog Kemenhan China.
Kalau mau kita perhatikan secara menyeluruh lagi baik darat, udara dan laut. Alutsista kita sangat minim. Jadi kalau perang modern konvensional suatu saat terjadi, kita hanya mampu bertahan 3 hari. NKRI bisa hancur.
Inilah mengapa salah satu sebab kita gak dihargai orang lain di luar negeri sana, posisi kita memang sangat lemah. bagaimana kita mau didengar?
Presiden SBY saja yang basic-nya militer dan seorang jenderal gak terlalu ditakuti kalau alat pertahanan kita segini lemah. Apalagi Jokowi yang sipil plus gak bisa apa apa, gak paham apa-apa. Mimpi mau dihormati orang lain.
Jadi selama kita tidak ketat soal soal kedaulatan kita, kita gak akan naik kelas sebagai sebuah negara.
Korupsi masih merajalela, kebocoran anggaran masih sangat besar, oligarki politik kalangan tua sangat memuakkan. Plus pejabat pejabat minim integritas sedang bercokol di negeri ini yang membuat negara ini semakin hilang wibawanya.
Kenapa kita susah meningkatkan kapasitas pertahanan kita? Salah satu faktor utamanya karena negara kita punya posisi tawar rendah dan kepercayaan yang rendah juga dari dunia internasional.
Kurang dipercaya karena korup, karena mindset jadul, karena ekonomi mandek, karena integritas pejabat sangat rendah, pemilu bermasalah, survei bisa pesan, citra pemimpin diurus buzzer dan tidak original, pemimpin yang tidak dpercaya rakyat dst.
Kenapa saya hafal semua soal pertahanan dan alutsista kita? Karena salah satu Fokus utama Partai Gelora kalau dikasih mandat rakyat ke depan adalah memperkuat basis pertahanan negara dalam bidang militer. Baik darat, udara dan lautnya.
Hal ini gak bisa ditawar tawar lagi, selain fokus SDM dan soal soal narasi juga mental kuta sebagai sebuah bangsa. Kami ingin militer kita setara dengan australia dan negara kuat lain di kawasan sebelum proses menjadi kekuatan ke 5 dunia.
Tengku Zulkifli Usman, Pengamat Internasional, Aktivis Partai Gelora Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews