Desain dan perpaduan warna Sero menunjukkan bahwa DMDIO tertarik pada tema lingkungan dan hal-hal indah.
Terinspirasi era 70-an, panel dinding 3D Sero diciptakan oleh studio desain DMDIO. Yuk simak sosoknya lebih dalam.
Bagi penikmat seni desain interior, panel dinding 3D Mosaicart pasti sudah tidak asing di telinga. Nilai seni dan kualitas bahan yang tinggi menjadikan Mosaicart andalan banyak hunian dengan konsep apapun. Sentuhan artistik yang begitu dalam bisa terlihat pada setiap seri panel Mosaicart, khususnya Signature Collection. Terang saja Signature Collection adalah hasil kolaborasi dengan para desainer terbaik di Indonesia.
Baca Juga: Selain Keramik, Ini 5 Material Dinding Kamar Mandi untuk Anda
Terbilang tujuh studio desain yang terlibat dalam mahakarya Mosaicart. Di antaranya adalah DMDIO yang merupakan sosok di balik panel dinding 3D bertajuk “Sero”. Mengangkat tahun 70-an, motif yang dihasilkan bernuansa retro nan eksotis. Anda tertarik dengan nuansa retro? Mari baca hingga habis pembahasan menarik tentang DMDIO di bawah ini.
Selayang Pandang tentang DMDIO
Domisilium Studio atau DMDIO adalah studio desain bergengsi yang dicetuskan oleh duo desainer muda bernama Hamphrey Tedja dan Santi Alaysius. Berdiri sejak 17 September 2019, perusahaan interior yang berjenis firma ini memegang teguh nilai profesionalisme. Pada acara bertajuk Kolabbo yang digelar pada April 2018, Santi mengutarakan bahwa profesionalisme dan produksi kualitas terbaik merupakan esensi dari keberadaan DMDIO sendiri. Acara tiga tahun silam menjadi ajang kreatif sejumlah karya seni, seperti karpet, furniture, bahkan makanan dengan nilai estetik tersendiri.
Setelah berdiri selama satu dekade lebih, DMDIO meluncurkan buku yang berjudul “Domisilium Studio: A Decade of Design Wanderlust” sebagai bentuk selebrasi. Buku ini mengulas sekitar enam belas karya terbaik dari studio interior secara mendalam karena dilengkapi dengan kisah behind the scene yang mengundang minat baca Anda.
Sebelum menjadi bagian dari tujuh desainer panel dinding 3D seri Signature Collection Mosaicart, DMDIO sudah banyak berkiprah di proyek-proyek besar. Tercatat track record studio ini adalah proyek Hotel Marriot Yogyakarta, Modena Indonesia, Hotel Kosenda, Gormetaria, dan bahkan juga salah satu startup terbesar di Indonesia yaitu Kantor Pusat Gojek. Oleh karena prestasinya, DMDIO mendapat penghargaan bergengsi dari Kohler Bold Design Award (2018) dalam kategori Leisure.
Sero Tiles, Mahakarya Panel Dinding 3D DMDIO
Menilik dari namanya saja sudah membuat banyak dari Anda penasaran. Apa yang melatarbelakangi nama “Sero” untuk desain ubin dinding era 70-an ini? DMDIO menjelaskan bahwa tahun 70-an adalah masa yang ditandai dengan dinamisme dan positivism yang tinggi. Cinta, aneka macam bunga, kedamaian, dan wanita yang identik dengan lemah lembut menjadikan cikal bakal lahirnya seri panel dinding 3D Sero Tiles.
Terinspirasi dari Serotonin yang merupakan hormon pembawa kebahagiaan, terciptalah nama Sero sendiri. Seri Sero memiliki tiga seri dengan karakter yang berbeda. Sero 01 menampilkan bentuk setengah lingkaran dengan paduan warna merah marun dan oranye. Sero 02 merupakan sebuah visualisasi artistik yang sangat kental dengan era 70-an. Sementara, Sero 03 merupakan pilihan desain yang sangat cocok untuk berbagai kegunaan dan lingkungan. Seri Sero 01 tersedia dalam ukuran 200 x 200 x 40 mm. Sedangkan, Sero 02 dan Sero 03 memiliki dimensi 200 x 200 x 20 mm.
Panel dinding 3D karya DMDIO diharapkan mampu memicu kebahagiaan bagi setiap orang yang menikmati karyanya. Desain dan perpaduan warna Sero menunjukkan bahwa DMDIO tertarik pada tema lingkungan dan hal-hal indah.
Baca Juga: Mengulik Tren Hunian Klasik 2021, Panel Dinding Klasik Jadi Solusinya!
Nah, itu dia ulasan mengenai DMDIO di balik desain panel dinding 3D ala tahun 70-an. Anda bisa menyimak desain interior lainnya di Instagram mereka dengan nama akun @dmdio . Yuk tulis di kolom komentar seri berapa yang menjadi favorit Anda?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews