Bandar Lampung - Sepertinya makin hari makin tidak jelas dan tidak ada kepastian untuk para pendagang kaki lima yang berada di dalam pasar Smep Baru, itu terlihat dari ke tidak tegasan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menangani para pedagang yang berada di sekitaran pasar tersebut.
Bayang kan pada beberapa bulan yang lalu, Pemerintah Kota Bandar Lampung menggusur Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang lama yang berada di sekitaran Pasar Pasir Gintung khususnya di Jalan Pisang, Kelurahan Pasir Gintung Kecamatan Tanjung Karang Pusat dan di pindah kan kepasar Smep Baru.
Untuk tahap penggusuran nya, semua berjalan sukses tanpa kendala yang berati, namun untuk penertiban para pedagang, pemerintah Kota Bandar Lampung sedikit kendor, dan terkesan kurang tegas, entah faktor apa.
Dalam pantauan media ini Pasar Pasir Gintung khusus nya Jalan Pisang, berubah menjadi pasar yang kumuh dan semerawut di sepanjang jalan tersebut, banyak para pendagang yang membuka lapak nya kembali di sana, padahal Pemerintah Kota sudah menyiapkan tempat baru di pasar Smep. Jumat (01/12/2023).
"Toto pendagang sayur(nama samaran)" Saya terpaksa balik lagi ke Gintung karena di pasar Smep dagangan saya ga laku bang, pelanggan saya males masuk ke pasar Smep karena pedagang yang lain sudah pada pindah ke pasar Gintung semua," ujar nya.
"Ya kalo mau adil ya harus adil semua nya, kalo mau masuk ke Smep masuk semua, kalo mau keluar ya keluar semua, jangan kayak gini, kasihanlah sama kami, ini soal perut bang, bukan nyari kaya," jelas nya.
"Kami ini sudah bertahan semaksimal mungkin dagang di pasar Smep ini dengan harapan pemerintah Kota Bandar Lampung dapat menertibkan kembali para pendagang yang di luar agar kembali masuk ke dalam pasar Smep, namun harapan tinggal harapan, tidak ada sedikit pun ketegasan dari Pemerintah Kota baik dari Satuan Pol PP nya maupun Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, masa iya, Pemerintah Kalah Sama Pendagang," jelasnya.
Sobri mengatakan, "Saya ini paling patuh dan nurut dengan kebijakan pemerintah, asal adil dan tegas, kalau model begini ya maaf, ini soal perut anak anak kami dan kehidupan keluarga kami, terpaksa kami langgar, orang dinas nya aja di sini santai aja." kata nya.
Di sisi lain Agus (inisial) terkait Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang di bangun pemerintah tidak sesuai ukurannya cuma kurang lebih 1m x 1'20cm, lokasinya juga jauh, masa sampai arah depan bioskop king lama, siapa yang mau beli kalo dagang disana yang ada bangkrut, di sisi lain ada penampungan yang tempat nya strategis pas di depan lahan yang digusur yang luas lahan nya lumayan besar kurang lebih 3x2,5 M, tapi ya harus bayar sekitaran 5 juta, semua para pedagang juga tau kok siapa yang kelola uang nya lari kemana dan siapa yang terlibat, tapi ga ada yang mau buka mulut, mungkin takut atau gimana gitu," tutupnya. (ND)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews