Kata Pak Mahbub, jurnalis itu kayak tanah liat. Setelahnya bisa dibentuk jadi apa saja, bisa jadi vas bunga, celengan atau anjing-anjingan. Tergantung orangnya.
Selasa lalu, saya diajak ngobrol-ngobrol oleh seorang kawan di kantornya. Kebetulan saya juga lagi ngantar pesanan #bekalochan ke Bogor, sekalian diajak mampir ke kantornya. Ini kantor media cetak yang jaringannya salah satu yang terbesar di Jawa Barat.
Mereka sedang mengembangkan lini digital audio visual. Sebagai orang yang sudah kerja 18 tahun di televisi, saya diminta bercerita sedikit tentang pahit asemnya barang ini.
Saya salut, mereka mau susah payah buat shifting. Sudah jadi rahasia umum, bisnis media cetak sedang di fase menurun. Entah nanti bakal naik lagi atau tidak, wallahu a'lam. Bioskop dulu juga pernah diramalkan mati pasca-DVD, tapi toh ternyata masih baik-baik saja sampai sekarang.
Yang pasti, industri media mesti belajar beradaptasi kalau nggak mau jadi dinosaurus.
Sebenarnya nasib kami mungkin nggak jauh beda. Jangankan koran, TV juga sudah diramalkan bakal redup dalam 10 tahun. Bisa jadi.
Kemarin beberapa kawan jurnalis TV senewen melihat billboard Om @mastercorbuzier (Deddy Corbuzier) yang katanya "Masih Nonton TV?" . Tapi memang begitu adanya. TV sudah mulai ditinggal.
Tahun lalu ada pabrik mobil dan pesawat yang me-launching produk baru. Mereka nggak ngundang wartawan TV, tapi Youtuber.
Skema media sudah jauh berubah.
Masih ada TV atau tidak, saya sih berharap tetap bisa jadi jurnalis. Ataupun kalau harus pensiun, minimal ganti profesi yang nggak jauh-jauh banget spirit doll-nya, eh rohnya maksudnya.
Kata Pak Mahbub, jurnalis itu kayak tanah liat. Setelahnya bisa dibentuk jadi apa saja, bisa jadi vas bunga, celengan atau anjing-anjingan. Tergantung orangnya.
Atau lucu juga misalnya kalau bisa seperti Pak Bondan Winarno. Lepas jadi jurnalis, jadi praktisi kuliner. Icip sana icip sini. Dan orang-orang tetap percaya kalau dia yang bilang enak.
Shifting alam bawah sadarku mungkin lebih dekat ke situ, dari ideologi ke urusan perut. Itu sebabnya saya dan Desanti Sarah bikin BekalOchan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews