Sebagai orang tua tunggal, Bu Is pasti harus menghidupi dan membesarkan anaknya.
Istikanah bukan Kartini. Ia perempuan biasa.
Salah.....! Ia ternyata perempuan luar biasa!
Bu Is, panggilan Istikanah, luar biasa, karena kerja kerasnya. Karena mentalitasnya. Dengan tekun dan telaten, dengan jeli dan cermat, ia menjalankan usaha yang tidak biasa. Membuat briket arang.
Tapi briket arang sebenarnya juga usaha yang sudah biasa. Ya, betul! Yang tidak biasa, briket arang itu tak satupun dibeli orang Indonesia. Semuanya dibeli orang asing. Kebanyakan orang-orang dari kawasan Arab.
Makanya, perusahaannya pun ia namai Indo Arab. Mungkin suatu saat ia harus ganti nama perusahaannya, karena saat ini ia juga sudah ekspor ke Azerbaijan.
Bagaimana ceritanya ia bisa ekspor? Dia cari informasi bagaimana caranya mengekspor. Nemulah informasi tentang pelatihan ekspor. Yang menyelenggarakan LPEI atau Indonesia Eximbank. Programnya Coaching Program for New Exporter (CPNE).
Dari situ dia dapat ilmu. Dari situ ia tambah semangat. Dari situ ia ketemu pintu. Lalu ketemulah jalan. Memang benar kata pepatah. Sukses itu bertemunya kesempatan dengan kesiapan. Kesempatan, kalau ditunggu, ya nggak akan datang. Harus dicari. Kesiapan, kalau diangankan saja, tidak akan pernah datang. Harus diasah.
Bu Is, perempuan yang gigih lagi ulet. Setelah nemu jalannya, dia ingin usahanya lebih besar. Untuk membesarkan usahanya, ia mencari pinjaman ke sana-sini. Salah satunya ke LPEI. Dapatlah pinjaman 1,5 miliar rupiah.
Berkat kredit modal kerja itu, usahanya pun makin membesar. Kini ada lebih dari seratus orang jiwa bersandar pada usaha briket Bu Is. Hebatnya lagi, sebagian besar adalah perempuan.
Bu Is ini memang bukan tipikal pejabat yang ngomong "berdayakan perempuan, setarakan kami, beri kaum hawa kesempatan" dan sejenisnya itu.
Ia bukan kaleng-kalenglah. Ia berdayakan dengan bukti saja. Perempuan memberdayakan perempuan lainnya.
Apa yang membuatnya sukses? Salah satunya saya kira karena Bu Is fokus pada tujuan. Ia bisa begitu, tentu saja karena tuntutan hidupnya.
Sebagai orang tua tunggal, Bu Is pasti harus menghidupi dan membesarkan anaknya. Dan karena itulah ia singsingkan lengan bajunya. Kini, salah satu anaknya sedang studi S-2 di Rusia. Duit dari beasiswa? Ya enggak! Ya dari Bu Is jualan arang.
Bu Is nanti sore mau berbagi cerita. Yang tanya-tanya juga bukan orang biasa: Sri Mulyani Indrawati. Tak perlu lagi saya jelaskan nama itu siapa.
Buat yang mau denger ceritanya, stalking aja di IG atau YT-nya Indonesia Eximbank. Biar kamu juga bisa jadi Bu Is. Atau kalau kamu masih jomblo, siapa tahu bisa kenalan dengan anaknya Bu Is yang lagi sekolah di Rusia itu.
***
Alois Wisnuhardana, Eximbanker by day, dreamer by night, joker in between.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews