Partai Nasdem memberikan sinyal kalau cawapres Jokowi akan sangat menggemparkan. Menggemparkan dalam konotasi apa nih, menggemparkan karena kontroversial, atau menggemparkan karena sosoknya memang sesuai dengan harapan banyak orang?
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh Juga mengingatkan, agar Jokowi tidak menerima cawapres asal terima, hanya berdasarkan mandat. Karena menurut Paloh jika itu yang dilakukan Jokowi, maka kasihan masyarakat. Memang siapa sosok cawapres Jokowi ini sudah disiapkan, dan menurut kabar terdiri dari beberapa pilihan.
Kalau dianalisis pernyataan Paloh tersebut, tentunya dari sekian banyak cawapres yang diajukan, salah satu diantaranya Puan Maharani. Dasar analisisnya adalah pernyataannya seperti dibawah ini;
"(Kalau) Presiden memang memilih orang itu karena hanya terpaksa untuk memilihnya, kasihanlah bangsa ini," ungkap Paloh, di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Senin 9 Juli 2018 sebagaimana diberitakan Merdeka.com.
Karena memang selama ini sudah santer terdengar bahwa, PDIP ingin menyandingkan Puan Maharani sebagai cawapres.
Kalau benar ini yang terjadi maka apeslah Jokowi dalam Pilpres 2019, karena memang Puan tidak memiliki kapabilitas yang cukup untuk posisi itu. Sebagai Menteri di Kabinet Jokowi saja Puan Minimal prestasi, tidak ada sesuatu yang berarti yang diberikan oleh Puan.
Sebagai bagian dari koalisi Jokowi, sangatlah wajar jika Surya Paloh mengingatkan Jokowi, agar Jokowi tidak salah dalam memilih cawapres. Pengumuman cawapres Jokowi ini sudah tinggal menghitungnya waktu. Masih ada waktu bagi Jokowi untuk menentukan pilhan, dan pilihan tersebut haruslah mewakili keinginan masyarakat, bukan hanya karena mandat Partai.
Masih menurut Paloh, ia merasa iba pada Jokowi jika menerima cawapres berdasarkan mandat. Seperti yang dikatakan nya pada media,
"Kasihan juga jalannya roda administrasi pemerintahan di bawah kepemimpinannya seandainya dia mendapat mandat," ujar Paloh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews