Emily Stick, gadis cantik berusia 13 tahun ini, bunuh diri akibat di-bully terus menerus oleh teman-temannya. Dalam kondisi bathin tertekan, ia mencoba minta tolong kepada ibunya dengan mengirim sms.
Tapi sayang sekali, entah karena kesibukan apa sehingga ibu kandungnya tidak sempat membaca isi sms yang mengharapkan bantuannya Bahkan ada beberapa missed calls yang luput dari perhatiannya. Kini wanita ini, meratapi kesalahannnya dan sangat menyesal setelah semuanya terlambat.
Agar jangan sampai keliru menerjemahkan, maka bersama ini saya kutip satu alinea yang diberitakan di 9 News.com, sebagai berikut :
"Wiping back tears, Sharlene Scott told 9NEWS she felt sick to her stomach when she found a series of messages and missed calls on her phone from her daughter, Emily Stick."I got a message that night from Emily saying 'I'm going to kill myself'," Ms Scott said in an exclusive interview with 9NEWS.
"But I never saw it until it was already too late."
[caption id="attachment_13587" align="alignleft" width="602"] Emily Stick[/caption]
Walaupun terjadi di Gold Coast, negara bagian dari Queesnsland, yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kita, namun mungkin perlu dipetik hikmahnya, untuk dijadikan pelajaran hidup bagi kita semuanya. Terutama bagi kita para orang tua atau calon orang tua.
Agar mendidik anak-anak kita, jangan sampai akibat ikutan membully temannya yang mungkin dianggap sekedar humor ternyata dapat mengakibatkan orang bunuh diri.
Pelajaran yang tidak kurang pentingnya adalah betapapun sibuknya kita, entah untuk urusan apa, sempatkanlah diri untuk membaca pesan dari anak-anak kita. Karena jelas di ponsel tertera sms atau WA dari siapa? Apalagi kalau sampai ada missed calls berkali kali yang tidak terjawab, pasti ada sesuatu yang penting.
Memetik Hikmahnya Agar Jangan Sampai Terjadi Pada Keluarga Kita
Meratapi sesuatu yang sudah terjadi tidak mengubah apapun. Apalagi menghidupkan yang sudah meninggal. Sejak dulu penyesalan selalu datang terlambat. Namun heran, orang tidak mau belajar dari petaka yang menimpa orang lain agar jangan sampai mengalami hal yang sama.
Menuntut pelaku bully yang terdiri dari para remaja yang baru berusia 13 tahun, tidak akan menyelesaikan masalah. Karena tidak mungkin mereka dijatuhi hukuman penjara, karena telah membully temannya yang menyebabkan temannya bunuh diri. Andaikan teman temannya dipenjarakan, toh apa yang sudah terjadi, tidak mungkin dapat diubah lagi.
Sumber bacaan :https:// www.9 News.com.au
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews