Situasi Afghanistan Menghangat tetapi Gagasan JK Jangan Pudar

Minggu, 18 Maret 2018 | 20:17 WIB
0
709
Situasi Afghanistan Menghangat tetapi Gagasan JK Jangan Pudar

Tanggal 12 Maret 2018 lalu, pasukan Afghanistan kembali bertempur dengan gerilyawan Taliban di Provinsi Farah setelah Taliban menyerang wilayah dekat Anar Dara dan berhasil mengambil alih markas polisi.

Provinsi Farah selama ini dikenal sebagai pusat penghasil opium. Di sinilah para pejuang Taliban mengambil alih markas polisi sehingga kontak senjata tidak terelakan.

Sekitar 20 anggota polisi Afghanistan dikabarkan tewas, namun pemerintah menyatakan bahwa mereka hanya luka-luka. Belum ada sumber yang dapat dipercaya.

Menurut sebuah sumber, yang jelas gerilyawan Taliban pada pagi hari itu melakukan serangan dari berbagai arah ke markas polisi.

Sekitar 300 pejuang Taliban melakukan serangan mendadak. Taliban memang telah mengatakan bertanggung-jawab atas serangan tersebut.

Bagaimana situasi terkini di Afghanistan belum dapat dipastikan, tetapi yang pasti setelah Amerika Serikat masuk ke Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Taliban, situasi di wilayah itu sulit diduga.

Wilayah ini telah menjadi sengketa dan hanya tahun 1747 hingga 1831 saja rakyat Afghanistan hidup damai. Selanjutnya di tahun 1832-1842 terjadilah apa yang dinamakan Perang Afghanistan Pertama. Kemudian dilanjutkan dengan Perang Afghanistan Kedua di tahun 1878-1879. Kedua-duanya dikarenakan ulah bangsa Inggris yang berkeinginan menguasai Afghanistan.

Pada tanggal 27 April 1978 pasukan Uni Soviet masuk ke Afghanistan. Afghanistan menjadi negara komunis hingga pasukan Soviet menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada tanggal 15 Februari 1989. Kalau ada pemerintahan di Afghanistan, mereka tidak lebih dari pemerintahan boneka, di mana pemain utamanya Inggris atau Uni Soviet.

[irp posts="1517" name="Menguping Rembuk Nasional Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK"]

Setelah itu pasukan Mujahidin yang terdiri dari tujuh kelompok pejuang merebut berbagai wilayah hingga Taliban berhasil memerintah di Afghanistan. Taliban ditumbangkan pasukan Amerika Serikat dan sekarang pemerintahan yang berkuasa berada di bawah pengaruh Amerika Serikat.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini berkunjung ke Afghanistan. Kemudian disusul Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) untuk merealisasikan usaha damai di wilayah itu yang sebelumnya dibicarakan Presiden Jokowi. Sudah tentu usaha Indonesia ini mendapat dukungan berbagai pihak.

Diharapkan usaha yang sudah dirintis tersebut dapat segera diwujudkan sebelum situasi lebih memanas terjadi di wilayah itu.

Nampaknya pihak Taliban dengan serangannya baru-baru ini menunjukkan bahwa kelompoknya masih kuat untuk kembali memimpin rakyat Afghanistan.

Gagasan Jokowi dan JK mendamaikan konflik Afghanistan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia, "Bebas dan Aktif." Presiden RI Soekarno telah melakukannya dengan menggagas Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955 dan mendirikan Gerakan Non-Blok.

Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net

***