Tanggal 12 Maret 2018 lalu, pasukan Afghanistan kembali bertempur dengan gerilyawan Taliban di Provinsi Farah setelah Taliban menyerang wilayah dekat Anar Dara dan berhasil mengambil alih markas polisi.
Provinsi Farah selama ini dikenal sebagai pusat penghasil opium. Di sinilah para pejuang Taliban mengambil alih markas polisi sehingga kontak senjata tidak terelakan.
Sekitar 20 anggota polisi Afghanistan dikabarkan tewas, namun pemerintah menyatakan bahwa mereka hanya luka-luka. Belum ada sumber yang dapat dipercaya.
Menurut sebuah sumber, yang jelas gerilyawan Taliban pada pagi hari itu melakukan serangan dari berbagai arah ke markas polisi.
Sekitar 300 pejuang Taliban melakukan serangan mendadak. Taliban memang telah mengatakan bertanggung-jawab atas serangan tersebut.
Bagaimana situasi terkini di Afghanistan belum dapat dipastikan, tetapi yang pasti setelah Amerika Serikat masuk ke Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Taliban, situasi di wilayah itu sulit diduga.
Wilayah ini telah menjadi sengketa dan hanya tahun 1747 hingga 1831 saja rakyat Afghanistan hidup damai. Selanjutnya di tahun 1832-1842 terjadilah apa yang dinamakan Perang Afghanistan Pertama. Kemudian dilanjutkan dengan Perang Afghanistan Kedua di tahun 1878-1879. Kedua-duanya dikarenakan ulah bangsa Inggris yang berkeinginan menguasai Afghanistan.
Pada tanggal 27 April 1978 pasukan Uni Soviet masuk ke Afghanistan. Afghanistan menjadi negara komunis hingga pasukan Soviet menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada tanggal 15 Februari 1989. Kalau ada pemerintahan di Afghanistan, mereka tidak lebih dari pemerintahan boneka, di mana pemain utamanya Inggris atau Uni Soviet.
[irp posts="1517" name="Menguping Rembuk Nasional Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK"]
Setelah itu pasukan Mujahidin yang terdiri dari tujuh kelompok pejuang merebut berbagai wilayah hingga Taliban berhasil memerintah di Afghanistan. Taliban ditumbangkan pasukan Amerika Serikat dan sekarang pemerintahan yang berkuasa berada di bawah pengaruh Amerika Serikat.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini berkunjung ke Afghanistan. Kemudian disusul Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) untuk merealisasikan usaha damai di wilayah itu yang sebelumnya dibicarakan Presiden Jokowi. Sudah tentu usaha Indonesia ini mendapat dukungan berbagai pihak.
Diharapkan usaha yang sudah dirintis tersebut dapat segera diwujudkan sebelum situasi lebih memanas terjadi di wilayah itu.
Nampaknya pihak Taliban dengan serangannya baru-baru ini menunjukkan bahwa kelompoknya masih kuat untuk kembali memimpin rakyat Afghanistan.
Gagasan Jokowi dan JK mendamaikan konflik Afghanistan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia, "Bebas dan Aktif." Presiden RI Soekarno telah melakukannya dengan menggagas Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955 dan mendirikan Gerakan Non-Blok.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews