Ada di belahan bumi di sana di dekat orang-orang bergelimang harta, Afrika adalah tetangga jazirah arab bahkan Siti Hajar Ibunda Ismail nabi nenek buyut Muhammad adalah dari sana asalnya.
Di sana, di dekat Makkah di mana jutaan orang bedoa setiap detiknya, beragam doa, dari ampunan yang diminta sampai kemauan menggulung dunia, tawaf, sa'i, zikir tak henti. Di sana tidak jauh dari tempat Tuhan mengabulkan doa, dari tempat Tuhan mengampuni dosa, dari tempat berdoa dengan biaya besar.
Di sana di Afrika, ada banyak manusia kelaparan, mati dalam kondisi menyedihkan, kadang dengan nyawa tersisa ditunggui burung bangkai menanti melahap tubuh kurus, dekil yang baru saja ditinggal nyawanya.
Kenapa dalam jarak tak jauh dari rumah Allah ada begitu besar jurang menganga?
Kerumunan manusia dari penjuru dunia menuju baitulah mengejar rahmat Allah, di sisi yang lain banyak manusia meregang nyawa dengan kulit perut punggung menempel ke kulit dada karena jangankan makanan, tetesan airpun mereka tak punya.
Afrika mengapa engkau dibiarkan Allah sengsara, ada pelajaran apa dalam kandungan kejadian itu.. ada apa?
Terus, adakah doa kita berguna, manusia apa kita sebenarnya kalau manfaat saja sudah jauh dari kita. Jadi ingat sisa makanan ribuan ton terbuang percuma hanya karena manusia berharta kadang kebanyakan menu makanan dari pada yang ditampung perutnya.
Afrika, semoga kelak engkau menjadi serambi surga dan kaummu menjadi penghuninya, bukan seperti kami yang kadang mengkavlingnya padahal kalianlah yang lebih pantas atas ruangnya.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews