Ada kutu loncat, ada juga bajing loncat.
Dalam khazanah perpartaipolitikan di Tanah Air, mendengar politisi pindah-pindah partai itu sudah umum dan bukan suatu aib. Bukan pula berita, kecuali si politikus itu orang ternama. Susahnya menjadikan kader partai untuk setia atau tidak mudah berpindah-pindah, mereka selalu punya dalih dan alasan, dari tidak cocok atau tidak nyaman.
Yudi Chrisnandi, misalnya, dulu mantan menteri PAN-RB karena suatu hal yang bersangkutan diberhentikan oleh Presiden Joko Widodo. Pernah ramao diberitakan dulu kalau yang bersangkuatan pernah meminta kedutaan di Australia memberikan fasilitas perjalanan kepada anggota DPR yang juga kader partai HANURA selama di Australia.
Dan, di antara menteri yang diberhentikan oleh presiden Joko Widodo, hanya Yudi Chrisnandi yang berani terus terang meminta jabatan sebagai duta besar. Berbulan-bulan yang bersangkutan menunggu dari pengumuman untuk menjadi duta besar sampai akhirnya posisi hasil "minta-minta" itu terkabulkan.
Kabar baik itu akhirnya menjadi kenyataan, Yudi Chrisnandi ditunjuk menjadi duta besar untuk negara Ukraina. Asyiiikkk..... Pak Jokowi baik!
Baru-baru ini Yudi Chrisnandi menyatakan lewat akun Twitter kembali lagi menjadi kader partai Golkar, mungkin karena ketua partai Golkar sekarang, yaitu Airlangga Hartarto. Hah, dari Golkar ke Hanura, lalu ke Golkar lagi. Ini namanya "kutu loncat balik".
Perlu kita ketahui bersama, Yudi Chrisnandi sebelum pindah ke Partai Hanura yang bersangkutan adalah kader Golkar dan menjadi anggota DPR dari tahun 2004-2009. Bahkan ikut juga dalam bursa ketua umum Golkar waktu itu, tetapi tidak memperoleh satu suarapun.
Mungkin karena alasan kecewa atau sudah nyaman, Yudi Chrisnandi memutuskan hijrah ke Partai Hanura dan mendapatkan kedudukan sebagai salah satu Ketua DPP Hanura. Dan dari partai Hanura yang bersangkutan terpilih menjadi seorang menteri PAN-RB. Namun sebagaimana diketahui publik, ia tidak bisa menunjukan kinerja yang baik atau positif sehingga akhirnya diberhentikan menjadi "sekadar" duta besar Ukraina.
Ketua Umum partai Golkar Airlangga Hartarto menerima dengan senang hati atas kembalinya "si anak hilang" Yudi Chrisnandi yang kembali menjadi kader Golkar. Ia berjanji akan membahasnya dengan jajaran partai Golkar sambil menimang-nimang kira-kira jabatan apa yang pantas untuk Yudi Chrisnandi.
Jadi masyarakat jangan heran atau kaget kalau mendengar politisi masuk partai dan keluar partai terus pindah partai lainnya. Semua itu hak mereka, tetapi masyarakat juga punya hak untuk menilai politisi yang suka pindah-pindah partai.
Tetapi jangan suka melompat-lompat seperti tupai karena sepandai-pandainya melompat kalau tidak hati-hati bisa jatuh juga.
Eh... dia kan sudah pernah jatuh, ya!?
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews