Erdogan, Jenderal Garang Tanpa Bintang

Rabu, 31 Januari 2018 | 21:38 WIB
0
553
Erdogan, Jenderal Garang Tanpa Bintang

Kali ini Recep Tayyip Erdogan benar-benar tidak kasih ampun kepada pemberontak komunis YPG Turki.

Di lapangan disikat habis dengan dikirimnya banyak pasukan elit.

Di meja runding, Erdogan paksa Presiden Rusia Vladimir Putin untuk lunak dan ikut apa kata Turki.

Kali ini YPG benar-benar terdesak, terbukti hanya hitungan hari, spot demi spot daerah kekuasan YPG direbut dan jatuh ke tangan tentara Turki dan FSA Suriah, yang terbaru jatuhnya Bursaya ke tangan Turki-FSA.

Erdogan juga memberi sinyal akan melanjutkan operasi ini sampai barisan YPG benar benar amburadul dan kocar-kacir.

Amerika dan Mesir yang mengutuk langkah Erdogan ini menampakkan wajah mereka yang selama ini berkhianat ke Turki lewat tangan tangan PKK dan YPG.

Erdogan bilang ke Donald Trump: "Jangan atur kami harus berapa lama dalam perang ini, tanya saja diri kalian, sudah berapa lama kalian di Irak dan Afghan, Turki tau kapan harus pergi dan kapan harus pulang."

Dalam operasi ini, Erdogan tidak hanya menargetkan YPG dan PKK saja, tapi Erdogan juga menargetkan operasi ini sebagai tekanan kepada Amerika agar menyerahkan Fathullah Gulen.

Gulen adalah otak kudeta gagal turki juli 2016 lalu yang sekarang masih dilindungi Yahudi-Amerika di Pensylvania AS, Erdogan masih memburu ulama kawan zionis tersebut.

Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, Presiden Turki yang hanya lulusan S1 itu hari ini menjadi momok yang menakutkan bagi Trump-Assad dan AS sisi.

Langkah langkah Erdogan terhadap YPG, PKK, Gulen dan kawan-kawannya benar benar tidak dihitung oleh lawan-lawannya dengan cermat, Erdogan kasih komando, yang lain hanya bisa menonton sambil nahan kesel.

Disisi lain, Erdogan berhasil menjinakkan Rusia dan Putin agar berkhianat kepada YPG, YPG sendiri mengaku dikhianati Putin dalam perang ini.

[irp posts="581" name="Setelah Erdogan, Duterte Jadi Idola Baru karena Jagoan"]

Di lain waktu juga, Erdogan memaksa Iran agar tidak head to head dengan Turki dalam isu YPG dan PPK, Presiden Iran Rouhani manut sama Erdogan.

Saya melihat operasi ini adalah jalan baru menuju Suriah yang merdeka tanpa Assad di masa yang akan datang.

Operasi ini juga momentum naiknya wibawa Turki di depan AS-Israel-UE, Erdogan seolah ingin mengatakan bahwa Turki bukanlah Irak.

Operasi ini lebih jauh akan membuat Turki semakin ditakuti oleh trio Zionis arab (Mesir di bawah As Sisi, Ben Salman Saudi, dan Ben Zayed UAE).

Operasi ini juga akan membuat posisi Erdogan semakin powerfull di dalam negeri Turki, terutama menjelang Pemilu Turki 2019 besok untuk melaksanakan hasil referendum konstitusi Turki 2017 lalu.

Bravo Erdogan, lanjutkan kekuasaan hingga 2029 nanti, rakyat Turki dan muslim dunia bersamamu!

***

Editor: Pepih Nugraha