Manhajul Fikr (Epistemologi) Ali Syari’ati

Kamis, 25 Januari 2018 | 20:31 WIB
0
395
Manhajul Fikr (Epistemologi) Ali Syari’ati

Memahami pemikirannya tak lepas dari memahami sosok Syar’ati secara utuh, sosok Syari’ati yang multi atribut dan multi dimensi dan karenanya multi interpretable. Ali Syari’ati menghadirkan pikirannya melalui dialektika antara idealita, konsep dengan kenyataan serta praktik sosial, Ali Syari’ati adalah orang yang gemar melakukan refleksi kritis terhadap doktrin-doktrin (baik teologi maupun ritual) Islam guna menghadirkan muatan ideologi yang revolusioner.

Sebagai pemikir sosial politik Ali Syari’ati yang sifatnya inklusif dan sangat terbuka terhadap pemikiran Barat dan menjadikannya inspiring dalam memahami ajaran Islam. Ada sebuah ayat al-Qur’an yang mempengaruhi pemikiran Ali Syari’ati dalam membangun gagasan dan gerakan revolusionernya yaitu QS. Al-A’raf, ayat 137 yang berbunyi “Dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas seluruh timur bumi dan seluruh baratnya yang kami berkati”.

Bahkan Ali Syari’ati memandang bahwa tragedi terbunuhnya Imam Husein (Karbala) adalah spirit Husainiyyah yaitu spirit untuk revolusi bangkit dari ketertindasan.

Ali Syari’ati lebih tampak sebagai pemikir reflektif dibanding pemikir epistemik. Ia tidak meninggalkan sistematika atau konstruksi epistemologis yang jelas (sebagaimana Murtadha Muthahhari), tapi ia meninggalkan banyak catatan mengenai refleksi kritis atas doktrin, teori, dan kenyataan sosial.

Hal inilah yang membuat kita susah memahami pemikiran Ali Syari’ati secara sistemik, tapi seperti apaupun tetap Syari’ati adalah pemikir dan inspiring yang tak pernah kering.

Sebagai mana ungkapan Sayyid Ali Khamene'i (pemimpin spiritual Iran) Syari’ati adalah pelopor penjelasan masalah-masalah terbaru yang disingkap Islam modern, masalah-masalah yang sulit dijawab dan dipahami generasi masa itu.

Sumber tulisan: rikaldikri.com

***

Editor: Pepih Nugraha